web stats
Home » Ajran Hasanan ( Balasan yang Baik)

Ajran Hasanan ( Balasan yang Baik)

by Asykuri ibn Chamim
0 comment

Kata “ajran hasanan” disebut dua kali dalam kalam Al-Qur’an, yaitu dalam Qs Al-Kahfi: 2 dan Al-Fath: 16. Kata “ajr” sendiri berarti “pahala” atau “balasan” dan “hasan” berarti “baik” atau “indah”. Secara umum, ajran hasanan sering diartikan dengan “pahala atau balasan yang baik”. Hal ini merujuk pada balasan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih (Qs Al-Kahfi: 2).

Sementara itu, “ajran hasanan” dalam Qs Al- Fath: 16, ditujukan kepada kaum Badui yang di- perintahkan untuk berjihad. Dalam hal ini, Ibnu Katsir menyatakan, “Jika mereka ikut berjihad, Allah akan melimpahkan nikmat-Nya kepada mereka, baik di dunia berupa kemenangan dan harta rampasan, maupun di akhirat berupa surga yang penuh kenikmatan.”

Menarik pendapat Toshihiko Izutsu, bahwa kata “hasan” itu bisa diaplikasikan ke dalam hal- hal yang dirasa menyenangkan (pleasing), me- muaskan (satisfing), indah (beautiful) atau terpuji (durable). Kata “hasan” juga berarti “sesuatu yang lezat atau rasa yang menyenangkan”.

Ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang ajran hasanan memberikan wawasan tentang bagaimana Allah memberikan pahala kepada hamba-Nya yang taat. Ajran hasanan tidak hanya merujuk pada balasan yang bersifat fisik atau material. Lebih dari itu, ini mencakup aspek-aspek sosial, spiritual dan emosional seperti ketenangan hati, keberkahan hidup, dan kedekatan dengan Allah.

Dalam konteks akhirat, ajran hasanan menggambarkan balasan atau pahala yang tak ternilai di surga yang penuh kenikmatan. Pahala yang paling agung dan paling mulia tetaplah keme- nangan meraih keridhaan Allah dan masuk sun yang kenikmatannya belum pernah dilihat inda mata, didengar oleh telinga dan terlintas di hat dan pikiran manusia. Penyebutan sifat ‘yang baik (hasanan) menandakan tidak ada unsur yang mengotori dan mengurangi kesempurna- annya sama sekali. Sebab, seandainya dijumpai hal-hal itu, sedikit saja padanya, niscaya kebaik annya tidaklah sempurna.

Dalam konteks sosial, ketika seseorang ber- buat baik kepada sesama manusia dengan tulus ikhlas karena Allah (iman), maka dia akan men- dapatkan (balasan) perlakukan sosial yang baik dari orang lain. Secara material, seseorang juga akan mendapatkan balasan material dari orang lain karena kebaikannya. Ketika orang tua, atasan kita atau orang yang diberi keluasan rezeki itu dilayani dan diperlakukan dengan baik, maka mereka juga akan sangat mungkin memberikan apa (materi) yang mereka miliki kepada kita.

Melalui pemahaman dan implementasi konsep ini, umat Islam sesungguhnya diarahkan untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Allah, yang pada akhirnya mem- bawa mereka menuju kehidupan yang diberkahi di dunia dan akhirat. Sekali lagi, ajran hasanan tidak bisa diartikan semata-mata berupa balasan di Hari Akhir, tetapi juga harus dimaknai sebagai pahala (secara) material, sosial, emosional dan spiritual di dunia.

Bahrus Surur-lyunk, Guru SMA Muhammadiyah 1 Sumenep, penulis buku Cendekiawan Melintas Batas.

Sumber : Suara Muhammadiyah

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00