Oleh: Wahjudin, Kader Muhammadiyah PRM Podosari Kesessi Pekalongan
اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْد
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pada hari yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SwT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Khutbah kita kali ini akan membahas tentang kewajiban orang tua terhadap anak, khususnya dalam konteks era digital yang semakin canggih ini.
Dalam Islam, kewajiban orang tua terhadap anak sangatlah penting. Allah SwT berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 6:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka. Tanggung jawab ini termasuk memberikan kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan yang baik kepada anak-anak kita.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Namun, dalam era digital ini, kita sering melihat fenomena yang sangat memprihatinkan. Banyak orang tua yang lebih memilih menyentuh HP setiap saat daripada menyentuh fisik, akal, dan hati anak-anak mereka. Akibatnya, anak-anak kita kekurangan kasih sayang dan perhatian yang seharusnya mereka dapatkan dari orang tua.
Sebaliknya, banyak juga orang tua yang percaya dengan HP dan mempercayakan kepada piranti canggih ini sebagai teman anak-anaknya di setiap saat. Bagi orang tua, tidak apa-apa anaknya dibelikan HP yang penting anak-anaknya diam, anteng, dan betah di rumah, sehingga orang tua juga bisa leluasa beraktivitas. Kebiasaan ini bisa melahirkan krisis kasih sayang di lingkungan keluarga.
Anak-anak yang kurang kasih sayang dari orang tua akan mencari perhatian di tempat lain, yang kadang kala dapat mengarah ke perilaku negatif. Mereka juga bisa mengalami masalah emosional seperti merasa tidak dicintai, kesepian, dan tidak berharga.
Rasulullah Saw bersabda:
لَا يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menekankan pentingnya kasih sayang, termasuk kepada anak-anak kita. Allah SwT mencintai orang yang menunjukkan kasih sayang kepada sesama, terutama kepada keluarga mereka sendiri.
Dalam tafsir Surah Al-Isra ayat 23, disebutkan:
۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik dan menunjukkan kasih sayang kepada orang tua, yang tentunya juga harus diteladani oleh orang tua dalam menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak mereka.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah
Sekedar kisah tentang seorang ayah yang bekerja sebagai pegawai kantoran. Ia memiliki seorang anak perempuan yang berusia 10 tahun. Setiap hari, si bapak selalu sibuk dengan pekerjaannya dan menghabiskan banyak waktu dengan HP-nya. Anak perempuannya merasa kurang diperhatikan dan seringkali mengeluh karena ayahnya lebih fokus pada layar HP daripada bermain atau bercakap-cakap dengannya.
Suatu hari, anak perempuanya menulis surat kecil kepada ayahnya yang sibuk itu, “Ayah, aku rindu saat-saat kita bermain bersama dan berbicara tentang hal-hal lucu. Aku ingin Ayah lebih sering memelukku dan mendengarkanku. Aku butuh Ayah, bukan HP Ayah.”
Surat tersebut membuat si bapak tersadar bahwa selama ini ia telah mengabaikan anaknya. Sejak saat itu, si bapak bertekad untuk mengurangi waktu bermain HP dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak perempuanya yang cantik itu. Ia mulai meluangkan waktu untuk bermain, belajar, dan berbicara dengan putrinya. Si bapak juga tersadar untuk memberikan perhatian penuh dan kasih sayang kepada anaknya, baik secara fisik maupun emosional.
Perubahan sikap bapak di atas memberikan dampak positif yang besar pada anaknya. Anaknya sekarang menjadi lebih ceria, percaya diri, dan merasa dicintai.
Jamaah yang dimuliakan Allah
Sebagai orang tua, kita memiliki kewajiban besar untuk memberikan kasih sayang, perhatian, dan bimbingan kepada anak-anak kita. Jangan biarkan teknologi menghalangi hubungan kita dengan mereka. Gunakan waktu kita sebaik mungkin untuk menyentuh fisik, akal, dan hati anak-anak kita, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik, berakhlak mulia, dan taat kepada Allah SwT.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ العَظِيْمِ وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَ الْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنِ وَ لَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ, أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ, وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Semoga Allah SwT senantiasa memberikan kita kekuatan dan petunjuk dalam mendidik anak-anak kita dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Aamiin ya rabbal ‘alamin.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ. اللّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِهِمْ الْإِيْمَانَ وَالحِكْمَةَ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يَشْكُرُوْا نِعْمَتَكَ الَتِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ.
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَجَنِّبْنَا الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، وَبَارِكْ لَنَا فيْ أَسْمَاعِنَا ، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوْبِنَا ، وَأَزْوَاجِنَا ، وَذُرِّيَّاتِنَا ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ ، مُثْنِيْنَ بِهَا ، قَابِلِيْهَا ، وَأَتَمَّهَا عَلَيْنَا
اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيِنَ، وَ اخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ, وَاهْلِكِ الكِفِرِةِ وِ المُشْرِكِيْنَ, أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ, وَاجْعَلْنَا مِنَ الصَّابِرِيْنَ, وَ اجْعَلْنَا مِنَ المُفْلِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, َقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ, وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Sumber : Suara Muhammadiyah