web stats
Home » Menjadi Muslim Takwa Melalui Ibadah Sekaligus Bermuhammadiyah

Menjadi Muslim Takwa Melalui Ibadah Sekaligus Bermuhammadiyah

by Asykuri ibn Chamim
0 comment

Bagi seorang muslim, apapun yang dikerjakan bisa dihitung ibadah dan bernilai ibadah. Termasuk bagi pendidik baik itu dosen maupun guru dalam menjalankan aktivitas mendidiknya.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sekaligus Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Timur, dr. Agus Sukaca pada Kamis (1/8) di Universitas Kalimantan Timur (UMKT).

Agus menyampaikan, dalam Islam ibadah dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu ibadah khusus dan umum. Ibadah khusus ialah ibadah yang sudah diatur ketetapan waktu dan tata caranya, dan ibadah umum semua diperbolehkan asalkan tidak ada dalil yang melarang.

Dari pembagian jenis ibadah tersebut, maka segala bentuk aktivitas baik yang dilandasi niat karena Allah SWT dapat disebut sebagai ibadah. Termasuk menjadi pendidik baik itu guru maupun dosen, termasuk upaya peningkatan kapasitas juga bagian dari ibadah.

“Sehingga setiap energi yang kita keluarkan untuk melaksanakan tugas-tugas ini adalah ibadah, sehingga semuanya memberikan dampak pahala. Termasuk menghadiri pengajian,” katanya.

Dia mengingatkan, setiap energi yang dikeluarkan untuk segala aktivitas yang dilandasi dengan tauhid dan tidak ada dalil yang melarang adalah ibadah dan bernilai pahala.

Oleh karena itu, dalam menjalankan segala aktivitas harus didasari tauhid. Akan tetapi manusia sebagai makhluk hidup yang dalam hidupnya dalam mengambil keputusan melalui dua mekanisme yaitu akal dan syahwat, maka diperlukan kehati-hatian untuk membimbing diri.

Menurut, dr. Agus pemilihan cara hidup yang berdasarkan syahwat akan lebih dekat pada keingkaran yang itu sama dengan mengikuti bujukan syaitan, namun apabila mengambil jalan hidup dengan pertimbangan akal dan pelibatan hati nurani itu biasanya lebih cenderung pada kesesuaian dengan perintah Tuhan.

“Kalau syahwat kita ambil sesuai dengan perintah Allah SWT, maka inilah sifat alami manusia. Tetapi kalau syahwat kemudian menerjang ketentuan Allah SWT, maka ini yang akan menjadikan kita lebih hina dari syaitan,” katanya.

Dalam kemampuan pengendalian diri, katanya, manusia bisa lebih rendah derajatnya dari syaitan. Namun di sisi lain, derajat manusia bisa juga lebih tinggi dari malaikat, sebab manusia bekal karena diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00