Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Irwan Akib mengungkapkan pada tahun 1920 Muktamar yang dipimpin langsung oleh KH Ahmad Dahlan pada mulanya mendirikan empat majelis, yakni bagian Tabligh yang diketuai oleh H.M. Fachrodin, Taman Pustaka yang diketuai oleh H.M. Mochtar, Penolong Kesengsaraan Umum yang diketuai oleh H.M. Syuja’, dan Bagian Sekolahan yang dipimpin oleh H. Hisyam.
“Semua majelis yang dibentuk pertama kali itu bermuara pada literasi dan pemberdayaan ummat,”jelas Irwan pada Kamis (8/8) dalam Stadium General yang digelar Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Eropa.
Ibrah atau Pelajaran yang menarik dari penunjukan H. Hisyam di bagian Pendidikan adalah visi beliau yang jauh melampui zaman. Di tahun 1920, H. Hisyam bertekad untuk membangun Kampus Universitas yang megah dan besar. Di saat Pendidikan masih serba tradisional dan dalam kondisi penjajahan, H. Hisyam memiliki tujuan yang besar.
“Selain tujuan besar, orientasi manfaat yang dibangun adalah untuk masyarakat luas tanpa batas, bukan untuk Muhammadiyah semata. Maka dapat ditarik sebuah pelajaran bahwa di balik cita-cita besar harus dipupuk dengan tujuan-tujuan yang mulia,”jelas Irwan.
Spirit yang dikisahkan oleh Irwan Akib ini memantik pengurus Pimpinan Cabang IMM Luar Negeri untuk memiliki semangat berkemajuan dan jangan takut dalam memperjuangkan kebenaran dan kebermanfaatan.
“Jika sudah berani, maka akan lahir energi-energi positif yang akan mengantarkan kita pada cita-cita besar itu. Spirit ilmu amaliyah dan amal ilmiyah meniscayakan kader IMM untuk terus bergerak dan bergerak atas dorongan ilmu yang telah kita emban,” ungkap Irwan.
