www.tabligh.id, YOGYAKARTA. Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi sambangi Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammadiyah di Pandeansari Sleman, Ahad (04/08). Kunjungan PCIM Arab Saudi lansung dipimpin oleh Hanif Asaduddin selaku ketua. Dalam pertemuan ini banyak hal yang disampaikan.
Fathurrahman Kamal selaku ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwasanya PCIM Arab Saudi merupakan pertaruhan ketersambungan sanad dan tradisi “al-Jazīrah” dalam matarantai dinamika pemikiran keagamaan Muhammadiyah.
Oleh karena itu menurutnya penting rasanya untuk membangun tradisi keilmuan yang kuat dan terbaik, lantaran saat ini pengurus PCIM Arab Saudi merupakan penuntut ilmu di bumi hijrah (Madinah) dan itu merupakan tempat terbaik untuk meneguk air sejuk ilmu-ilmu wahyu. Selain itu, beliau juga menekankan akan pentingnya melakukan penguatan keilmuan dengan halaqah-halaqah keilmuan dengan ahli ilmu atau para masyayikh.
“Buatlah halaqah ilmu ushulul hadits, ushul fiqh, qawa’id fiqhiyah, maqāshid syari’ah dll bersama para Masyāyikh”, tekannya.
Selain menguatkan aspek keilmuan, menurutnya PCIM Arab Saudi juga agar menggiatkan syiar Muhammadiyah dan tidak perlu terjebak dalam aktivisme yang melalikan, karena saat ini merupakan momen bagi mereka untuk memperdalam sisi keilmuan.
“Saat ini merupakan fase terbaik bagi teman-teman untuk memperdalam dan menguatkan i’dād al-mustawā al-‘ilmī. Karena kontribusi terbaik saat ini ialah menguatkan kapasitas diri dan keilmuan” tuturnya.
Fathurrahman Kamal juga mendorong dalam pertemuan tersebut agar PCIM Arab Saudi juga mengedepankan tradisi dialog intelektual dalam rangka merawat sanad ke-Muhammadiyah-an dan Ke-Indonesia-an secara sistematis dan berkelanjutan, serta tidak sekedar menjalankan tuntutan program kerja.
Beliau yang juga merupakan lulusan Universitas Islam Madinah ini juga menyerukan agar teman-teman PCIM Arab Saudi membuat peta jalan perjuangan untuk 15-20 tahun mendatang dikarenakan tatangan yang akan mereka hadapi penuh disrupsi dan penuh ketidakpastian.
“Saya mengira perlu rasanya membuat peta jalan perjuangan dan kiprah teman-teman untuk 15-20 tahun mendatang karena tantangan saat ini sangat kompleks, dan sarat disrupsi”, ujarnya.
Selain itu, menurutnya, PCIM juga dirasa perlu membangun intensitas komunikasi dalam rangka penyiapan kader-kader Persyarikatan yang berazam melanjutkan studi di Haramain Asy-Syarifain.
Selain itu, menurutnya PCIM Arab Saudi juga sangat penting mengikuti perkembangan dan dinamika Persyarikatan dan keummatan disertai daya refleksi mendalam.
“Kepada mereka saya sampaikan pentingnya melakukan autensifikasi (ta’shīl) Risalah Islam Berkemajuan (RIB) dalam konteks kekinian” tutupnya. (Indra JS/www.tabligh.id)
