PERTANYAAN
Di dalam HPT tidak terdapat penjelasan mengenai shalat wajib, mengapa shalat Magrib 3 rakaat, shalat Subuh 2 rakaat, shalat Zuhur dan Asar masing-masing 4 rakaat. Mohon dijelaskan alasan dalilnya.
P. Sumarno AE, KTAM: 167 699, Jl. Sumatra No. 45 Magetan, Jatim 63311
JAWABAN
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Aisyah disebutkan:
فُرِضَتْ الصَّلَاةُ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ فِي الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ فَأُقِرَّتْ صَلَاةُ السَّفَرِ وَزِيدَ فِي صَلَاةِ الْحَضَرِ [رواه مسلم]
Artinya: “Diwajibkan shalat dua raka‘at-dua raka‘at baik dikala tidak bepergian maupun dikala bepergian, kemudian ditetapkan (dua rakaat) dalam bepergian, dan ditambah (bilangan raka‘atnya) dalam keadaan tidak bepergian.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Hadis semakna juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Abu Daud.
Yang dimaksud dengan shalat dua raka’at-dua raka’at dalam hadis di atas yaitu shalat Isya’, Subuh, Zuhur dan Asar, sedangkan bilangan raka’at shalat Magrib ditetapkan tiga raka’at. Hal semacam ini diwajibkan sebelum Nabi saw berhijrah ke Madinah. Kemudian setelah beliau berhijrah ke Madinah, shalat dua rakaat-dua rakaat tersebut ditetapkan hanya dikala bepergian (untuk musafir). Sedangkan untuk shalat dikala tidak bepergian ditambah masing-masing (Isya’, Zuhur dan Asar) dua rakaat. Untuk shalat Subuh tetap dua rakaat dan Magrib juga tetap tiga rakaat. Disebutkan dalam hadis yang juga diriwayatkan dari Aisyah:
فُرِضَتْ صَلاَةُ السَّفَرِ وَاْلحَضَرِ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ فَلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاْلمَدِينَةِ زِيْدَ فِي صَلاَةِ اْلحَضَرِ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ وَتُرِكَتْ صَلاَةُ اْلفَجْرِ لِطُوْلِ اْلقِرَاءَةِ وَصَلاَةُ اْلمَغْرِبِ لِأَنَّهَا وِتْرُ النَّهَارِ [رواه ابن خزيمة وابن حبان والبيهقي]
Artinya: “Diwajibkan shalat dikala bepergian maupun dikala tidak bepergian dengan dua raka’at-dua raka’at; kemudian setelah Rasulullah saw sampai (hijrah) ke Madinah dan situasi telah tentram, ditambah rakaat shalat dikala tidak bepergian dengan dua raka’at-dua raka’at, namun dibiarkan (tidak ditambah raka’at pada shalat subuh karena panjang bacaannya (bacaan ayat al-Qur’an) dan juga pada shalat Magrib, karena ia adalah witirnya siang hari.” [Diriwayatkan oleh Abu Huzaimah, Ibn Hiban dan al-Baihaqy]
Fatwa Tarjih No. 14 Tahun 1998