MADINAH. TABLIGH.ID – Berkaitan dengan kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus dijadikan momentum untuk memperkokoh nilai-nilai toleransi antaraagama dan masayarakat di Indonesia. Akan tetapi momentum kedatangan Paus ke Indonesia juga bertepatan dengan Momentum Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Beginilah pandangan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang tasamuh kenabian.
“Percayalah, tidak ada toleransi (tasāmuh) di muka bumi ini yang dapat melebihi toleransi kenabian yang telah diteladankan oleh manusia terbaik sejagad, Baginda Rasulullah ‘alaihi afdlalu-sh-shalāti wa atammu-t-taslīm. Namun demikian, keteguhan iman tak tergoyahkan”, katanya saat berziarah ke Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, Kamis (05/09)
”Apakah kita ini, yang memeluk bermacam- macam agama, yang sudah sama-sama berjuang dan ingin terus menegakkan Negara Republik ini sebagai Negara kita bersama, bisa mencari dan mendapat satu modus Vivendi (cara hidup atau kesepakatan yang layak), yang menjamin keragaman hidup antar agama, dengan tidak mengkhianati keyakinan agama kita masing-masing”, katanya mengutip pernyataan Mohammad Natsir.
Fathurrahman Kamal berpandangan dalam realitas kehidupan yang pluralistik dan majemuk seorang muslim harus konsisten dengan afiliasi (intimâ’) dan loyalitas (walâ’) kepada konsep keyakinannya (Islam, iman dan ihsan).
“Bahkan pada saat berdialog dengan Ahli Kitab, sekali pun mereka berpaling dari seruan keimanan yang benar (tauhid), identitas sebagai muslim mesti dijunjung tinggi, bukan malah sebaliknya, bersikap ambivalen ataupun melakukan kompromi teologis”, tutupnya