PERTANYAAN
Sebelum melaksanakan solat Taraweh dan Witir melakukan solat sunat Iftitah dahulu dua rakaat, dan pada solat Witir surat-surat yang dibaca telah ditentukan. Mohon penjelasan dengan dalil-dalilnya.
Bapak H. Moch. Wachid Hasyim, Pelanggan Suara Muhammadiyah No. 3100, Yogyakarta 55584
JAWABAN
Bapak H. Moch. Wachid Hasyim, melakukan salat Iftitah dua rakaat sebelum salat malam atau Tarawih memang disyariatkan. Dasar hukumnya adalah hadis riwayat Ahmad, Abu Daud dan Muslim dari Abu Hurairah sebagai berikut:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ [رواه أحمد ومسلم]
Artinya: “Telah bersabda Rasulullah saw: Jika seseorang di antara kamu salat malam, maka hendaklah ia kerjakan pendahuluan dengan salat dua rakaat singkat.”
Adapun salat Witir dikerjakan tiga rakaat tanpa duduk tasyahud awal. Dengan demikian duduk tasyahudnya dilakukan di akhir rakaat ketiga. Surat-surat yang dibaca adalah surat al-A‘la, surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Pelaksanaannya sebagai berikut: Pada rakaat pertama setelah membaca al-Fatihah secara jahr, lalu membaca surat al-A‘la. Pada rakaat kedua setelah membaca al-Fatihah membaca surat al-Kafirun dan pada rakaat ketiga setelah membaca al-Fatihah membaca surat al-Ikhlas. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat an-Nasa’i, at-Turmuzi dan Ibnu Majah:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْوِتْرِ بِسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ [رواه النسائي والترمذي وابن ماجه]
Artinya: “Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab dia berkata bahwa Nabi saw pada salat witir beliau membaca: Sabbibismarabbikal-a’la dan Qul ya ayyuhal-kafirun pada rakaat kedua dan Qul Huwallahu Ahad pada rakaat ketiga.”