RIAU- TABLIGH.ID – Pada sesi Konsolidasi Ruhani yang diselenggarakan untuk pengembangan tabligh dan kemuhammadiyahan pada 19 September 2024 di Universitas Muhammadiyah Riau, Ustadz Fathurrahman menggarisbawahi pentingnya dakwah yang mengedepankan spiritualitas Ihsan. Dalam acara tersebut, beliau menyampaikan bahwa dakwah tidak hanya tentang menyampaikan ajaran Islam, namun juga memperkaya dengan kedalaman spiritualitas dan cinta kasih.
Ustadz Fathurrahman mengingatkan peserta tentang esensi dakwah yang bersifat berkelanjutan dan tidak pernah bisa disempurnakan oleh manusia. “Tugas kita adalah memulai dakwah dan membuat persamaan, biarkan Allah yang menyempurnakannya,” ungkapnya.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah tentang konsep Ruhiyatul Ihsan, yang menurut Ustadz Fathurrahman lebih mudah diterima. Namun, istilah ini sering kali menimbulkan resistensi di kalangan masyarakat awam, khususnya dalam lingkungan Muhammadiyah. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk menggunakan istilah yang lebih umum, yaitu “Spiritualitas Ihsan”.
Dalam dakwah, Ustadz Fathurrahman menekankan perlunya pendekatan yang berlandaskan cinta (mahabbah) dan rahmat. Hal ini diyakini sebagai kunci dari bil hikmah atau kebijaksanaan dalam berdakwah. “Nabi Muhammad SAW bukan hanya nabi bagi orang-orang saleh, tetapi juga nabi bagi para pelaku maksiat dan orang-orang berdosa,” ujarnya. Dengan perspektif ini, Muhammadiyah diharapkan mampu berdakwah tanpa terlalu mudah menyalahkan atau menyesatkan orang lain.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya para muballigh tidak mudah membid’ahkan sesuatu tanpa hikmah dan pemahaman yang mendalam. Ustadz Fathurrahman mengatakan bahwa para muballigh harus memperhatikan Al-Mahabbatu wa Al-Rahmah dalam setiap dakwah yang disampaikan.
Konsolidasi ini menghasilkan berbagai rekomendasi, termasuk menyusun panduan praktis tazkiyatun nafsi bagi warga Muhammadiyah, serta penekanan pada tadabbur Al-Qur’an dengan mengumpulkan ayat-ayat dakwah secara tematis di setiap wilayah.