web stats
Home » Mempersiapkan Generasi Emas 2045: Inkubasi Kader dan Profesionalisasi Muballigh Muhammadiyah

Mempersiapkan Generasi Emas 2045: Inkubasi Kader dan Profesionalisasi Muballigh Muhammadiyah

by Indra Jaya Sutan Bandaro
0 comment

YOGYAKARTA. TABLIGH.ID – Indonesia diproyeksikan akan mengalami bonus demografi pada 2045, dengan mayoritas penduduknya berada di usia produktif. Momen ini dinilai sebagai peluang emas bagi pembangunan bangsa. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, menanggapi tantangan ini dengan merumuskan berbagai program untuk menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan.

Dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, isu bonus demografi menjadi salah satu topik penting yang dibahas. Muhammadiyah menyadari betul bahwa generasi muda usia produktif ini akan menjadi tulang punggung bangsa di masa mendatang. Pada Muktamar ke-48 di Solo, Muhammadiyah melalui Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mendapatkan amanah untuk fokus memperkuat aspek spiritualitas generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alfa.

Menyiapkan Generasi Emas 2045

Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menegaskan bahwa amanah yang diterima pada kedua Muktamar tersebut mengarah pada satu tujuan besar, yaitu menyiapkan Generasi Emas 2045. Generasi ini diharapkan tidak hanya menjadi tulang punggung bangsa, tetapi juga persyarikatan Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan bonus demografi. Untuk mencapai hal tersebut, Majelis Tabligh telah diberikan ruang dan wewenang yang lebih luas untuk memperluas bidang kerja dan mengembangkan program-program strategis.

Salah satu program yang dijalankan adalah Inkubasi Kader Muballigh-Ulama. Program ini bertujuan untuk mencetak muballigh yang siap menjadi penggerak dakwah di tingkat nasional maupun internasional. Inkubasi kader ini dilakukan melalui dua pendekatan utama: inkubasi kader di luar negeri dan inkubasi kader mandiri di dalam negeri.

Inkubasi Kader di Luar Negeri

Muhammadiyah telah memulai program pengiriman kader ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan mereka di jenjang magister (S2). Program ini bekerja sama dengan Quantum Akhyar Institute, yang dipimpin oleh Ustadz Adi Hidayat, Wakil Ketua Majelis Tabligh yang membidangi Tabligh Global dan Kerjasama Internasional.

Pada periode pertama, Muhammadiyah berhasil memberangkatkan 27 kader untuk belajar di Kulliyatu-d-Dakwah, Tripoli, Libya. Mereka adalah hafidz Al-Quran yang tersebar di berbagai jurusan, dengan fokus pada studi Islamic Studies, seperti syariah, dakwah, tafsir, dan hadist. Di periode kedua, empat kader tambahan diberangkatkan untuk melanjutkan studi di Libya, dengan latar belakang pendidikan dari universitas Islam ternama di Mesir, Madinah, dan Kairo.

Program ini tidak hanya berhenti di Tripoli, tetapi juga diperluas ke beberapa negara lain seperti Madinah, Mesir, dan Maroko. Muhammadiyah berharap para kader yang dikirim tidak hanya menyelesaikan studi di jenjang S1, tetapi juga mencapai gelar doktoral, sehingga mereka bisa kembali berkontribusi lebih besar kepada umat dan bangsa.

Inkubasi Kader Mandiri di Tabligh Institute

Selain pengiriman kader ke luar negeri, Muhammadiyah juga berinisiatif membangun program inkubasi kader secara mandiri melalui Tabligh Institute, yang juga dikenal sebagai Kulliyyatul Muballighīn atau Persemaian Para Muballigh. Program ini dirancang untuk membangkitkan kembali tradisi lama Muhammadiyah dalam melahirkan muballigh-muballigh berkualitas.

Setiap wilayah Muhammadiyah diminta untuk mengirimkan satu atau dua kader terbaik mereka untuk mengikuti pelatihan intensif selama tiga bulan. Para peserta akan dilatih dalam aspek ideologi, substansi keagamaan, dan metodologi dakwah di era digital. Mereka kemudian akan ditempatkan di berbagai masjid dan amal usaha Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk mengisi kekosongan dalam kegiatan dakwah.

Profesionalisasi Muballigh Muhammadiyah

Salah satu visi jangka panjang Muhammadiyah adalah profesionalisasi para muballigh. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa masjid-masjid Muhammadiyah harus dikelola secara profesional, layaknya amal usaha Muhammadiyah lainnya, seperti sekolah, rumah sakit, dan perguruan tinggi. Muballigh yang bertugas di masjid akan memiliki homebase dan diberikan tanggung jawab mengajar masyarakat dengan kurikulum yang terstruktur. Mereka juga akan diberikan hak-hak kesejahteraan secara profesional, serta dievaluasi kinerjanya secara berkala.

Profesionalisasi muballigh ini bertujuan agar mereka tidak lagi dipandang sebelah mata atau hanya bergantung pada pendapatan yang tidak menentu. Muhammadiyah berkomitmen untuk mengangkat martabat para muballigh agar mereka diakui sebagai pengayom umat yang berada di garis terdepan perjuangan Muhammadiyah.

Beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah juga menyambut baik gagasan ini, dengan rencana sinergi antara muballigh profesional dan program penelitian serta pengabdian masyarakat di kampus-kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah, khususnya di bidang dakwah dan tabligh.

Dengan strategi dan langkah-langkah yang jelas, Muhammadiyah optimis mampu mencetak generasi emas 2045 yang siap menghadapi tantangan masa depan, baik dari sisi keagamaan, keilmuan, maupun profesionalisme dalam dakwah.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00