GOMBONG. TABLIGH.ID 27 September 2024 – RSU PKU Muhammadiyah Gombong menggelar kajian rutin yang dihadiri oleh dokter, pejabat struktural, dan fungsional rumah sakit. Dalam kajian bertema “Meneladani Spiritualitas Ihsan Rasulullah SAW”, Ustadz Fathurrahman Kamal menyampaikan pentingnya mencontoh teladan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek, terutama dalam kepemimpinan dan pelayanan di bidang kesehatan.
Ustadz Fathurrahman Kamal menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak hanya dikenal sebagai seorang utusan Allah, tetapi juga pemimpin yang mampu merasakan penderitaan orang-orang di sekitarnya. Beliau selalu mendekatkan diri kepada mereka yang lemah, baik secara ekonomi, kesehatan, maupun mental. Ustadz Fathurrahman menekankan bahwa dalam institusi seperti rumah sakit, para pemimpin harus mampu memahami dan merasakan kesulitan yang dihadapi oleh pasien maupun karyawan.
“Seorang pemimpin sejati harus bisa merasakan apa yang dirasakan oleh bawahannya. Bagaimana seorang direktur bisa memahami kesulitan seorang cleaning service, atau tantangan yang dihadapi oleh karyawan di berbagai posisi? Ini adalah bagian dari teladan Rasulullah yang harus kita tiru,” kata Ustadz Fathurrahman.
Pelayanan kesehatan di RSU PKU Muhammadiyah, lanjut Ustadz Fathurrahman, bukan hanya sekadar mengobati fisik, tetapi juga harus menyentuh aspek spiritual dan kemanusiaan. Beliau mencontohkan bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kasih sayang yang luas, bahkan terhadap hewan. “Rasulullah SAW bersabda, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit, akan didoakan oleh 70.000 malaikat. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai empati dan kasih sayang dalam pelayanan kita kepada pasien,” ungkapnya.
Dalam konteks Muhammadiyah, Ustadz Fathurrahman mengingatkan bahwa setiap tindakan yang dilakukan di rumah sakit harus dilandasi oleh integritas dan amanah. Tanggung jawab kepada pasien dan kepada Allah harus menjadi landasan utama. “Tugas kita bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah. Setiap keputusan yang kita ambil harus disertai dengan niat yang tulus dan ikhlas,” tambahnya.
Beliau juga mengusulkan agar RSU PKU Muhammadiyah menerapkan manajemen berbasis rahmat atau kasih sayang. Salah satunya dengan mengintegrasikan aspek spiritual dalam sistem audit karyawan. Ustadz Fathurrahman menyarankan agar karyawan diberi ruang untuk mengekspresikan ibadah mereka, seperti salat Dhuha dan tahajud, sebagai bagian dari peningkatan spiritual dan moral.
Setiap elemen di RSU PKU Muhammadiyah, baik direktur, dokter, maupun staf administrasi, ditegaskan untuk menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. “Setiap tantangan dalam pelayanan kesehatan harus dilihat sebagai peluang untuk perbaikan dan peningkatan kualitas. Kita harus terus mencari cara terbaik untuk melayani masyarakat dengan penuh dedikasi, dengan berpegang pada nilai-nilai Islam,” jelasnya.
Di akhir kajiannya, Ustadz Fathurrahman mengajak seluruh peserta untuk merenungkan sejauh mana mereka telah meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Beliau mengingatkan bahwa setiap tindakan, baik kecil maupun besar, akan dicatat oleh Allah. Oleh karena itu, semangat ihsan—melakukan kebaikan dengan sebaik-baiknya—harus selalu menjadi landasan dalam menjalankan tugas di rumah sakit.
“Setiap perbuatan kita, baik besar maupun kecil, akan dicatat oleh Allah. Maka mari kita selalu berusaha memperbaiki diri dan mengoptimalkan potensi kita untuk kebaikan bersama,” pungkas Ustadz Fathurrahman. (*)