Surakarta, 30 September 2024 – Dr. Hakimuddin Salim, Lc., MA., anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam kajian Tarbawi yang diselenggarakan oleh Dewan Syari’ah Kota Surakarta, mengingatkan umat Islam untuk senantiasa waspada terhadap bahaya komunisme. Kajian tersebut berlangsung di Masjid Sudalmiyah Rais, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan membahas peristiwa sejarah G30S/PKI yang terjadi pada 30 September 1965.
Dr. Hakimuddin mengajak umat Islam untuk tidak hanya melihat tragedi G30S/PKI sebagai sekadar penculikan dan pembunuhan tujuh perwira TNI, melainkan sebagai bagian dari upaya kudeta berdarah oleh para pengusung ideologi komunisme. Ia menjelaskan, sejak 1927, kaum komunis di Indonesia sudah beberapa kali berupaya menggulingkan pemerintahan, dengan korban terbesar adalah umat Islam dan para ulama.
Beliau juga menyoroti pentingnya terus waspada terhadap bahaya laten PKI, meskipun Partai Komunis Indonesia telah dilarang. Menurutnya, kaderisasi ideologi komunisme masih berlangsung secara terselubung, diwariskan secara turun-temurun dengan agenda-agenda yang tersembunyi.
Hakimuddin memperingatkan adanya narasi komunis gaya baru yang mencoba membalikkan fakta sejarah. Salah satu upaya mereka, lanjutnya, adalah mengajukan tuntutan permintaan maaf kepada keluarga eks-PKI, seolah-olah mereka adalah korban, padahal sesungguhnya mereka yang memulai pembantaian dan upaya kudeta.
Beliau juga menyinggung adanya gerakan yang berusaha menjadikan Indonesia sebagai negara jongos bagi negara berpaham komunisme, seperti Republik Rakyat Tiongkok. Perubahan penyebutan dari “China” menjadi “Tiongkok”, menurutnya, adalah salah satu upaya untuk menghapus konotasi negatif yang melekat pada komunisme.
Selain itu, ia mengkritik penghapusan materi sejarah tentang kekejaman PKI dari kurikulum sekolah. Akibatnya, generasi muda saat ini, seperti Generasi Z dan Generasi Alpha, tidak memiliki pemahaman mendalam tentang bahaya komunisme seperti yang dimiliki generasi sebelumnya.
Kajian ini juga menyoroti bahaya ideologi komunisme yang secara global telah menelan korban jiwa hingga 700 juta orang. Hakimuddin mengingatkan, akar dari komunisme adalah atheisme, dengan keyakinan bahwa agama adalah candu. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan pemahaman sejarah agar tragedi masa lalu tidak terulang kembali.
Melalui kajian ini, Dr. Hakimuddin berharap agar umat Islam dapat mewariskan kewaspadaan terhadap komunisme kepada generasi muda, sehingga mereka tidak terjerumus pada ideologi yang membahayakan bangsa dan agama di masa depan.