PERTANYAAN
Apa yang dimaksud kalimat “jangan engkau tanyakan eloknya dan lamanya” pada hadis Aisyah tentang qiyamu Ramadhan?
Demikian pertanyaan saya dengan penuh harap semoga dapat memberi penjelasan demi untuk pengamalan agama secara benar, sebelumnya diucapkan terima kasih.
Saudara Arfan A. Tilome, NBM. 669.335, Jalan Jendral A. Yani 39/ Masjid Darul Arqom, Gorontalo, Sulut, 96115
JAWABAN
Kata-kata Aisyah “jangan engkau tanyakan eloknya dan lamanya’ adalah merupakan penggambaran Nabi saw ketika beliau melakukan qiyamu lail. Kata-kata Aisyah tersebut merupakan bagian dari hadis Aisyah riwayat al-Bukhari-Muslim tentang bilangan rakaat shalat malam, yaitu:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: “Aisyah berkata: Rasulullah tidak menambah (rakaat shalat malam) dalam bulan Ramadhan dan lainnya dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, jangan menanyakan kebaikan dan panjangnya. Kemudian shalat lagi empat rakaat, maka jangan menanyakan kebaikan dan panjangnya. Kemudian shalat lagi tiga rakaat. Saya bertanya: Nabi, apa engkau tidur sebelum witir? Nabi menjawab: Aisyah, walaupun kedua mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur.” (Hadis riwayat al-Bukhari-Muslim)
Mengenai makna “jangan engkau tanyakan eloknya (baiknya) dan panjangnya”, menurut penafsiran as-San’aniy, dalam Subulu as-Salam juz II halaman 13 dikatakan sebagai betikut: “Bahwa Aisyah melarang menanyakan hal tersebut ada tiga kemungkinan, yaitu: Pertama, kebaikan dan lamanya Nabi saw shalat malam tidak bisa disamai, oleh karena itu tidak perlu ditanyakan; atau kedua, kebaikan dan lamanya shalat malam Nabi saw sudah dimaklumi, sebab sudah populer karenanya tidak perlu ditanyakan; atau, ketiga, shalat malam Nabi saw tidak bisa dilukiskan mengenai kebaikan dan lamanya”.
Kesimpulannya, meskipun shalat/qiyamu Ramadhan itu hanya sebelas rakaat, tetapi kebaikannya sangat besar. Oleh karena shalat qivamu Ramadhan harus dilakukan dengan benar dan khusyu’, tidak boleh sambil gurauan.
Allahu a’lam.
Fatwa Tarjih /SM No. 1 Tahun Ke-84/1999