YOGYAKARTA.TABLIGH.ID-Saya juga ingin mengingatkan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat orang-orang berilmu, apapun latar belakangnya, baik dari organisasi, negara, atau keyakinan manapun. Hal ini disampaikan Ustadz Fathurrahman Kamal, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada redaksi tabligh.id, 03 Oktober 2024.
Menurut Ustadz Fathurrahman Kamal,pandangan ini selaras dengan ajaran para ulama salaf, termasuk pernyataan Imam Ibnu Asakir dalam kitab Tabyin Kadzibil Muftari yang mengatakan bahwa dagingnya orang-orang berilmu itu beracun. “Maksudnya, kita harus berhati-hati dalam berbicara atau menilai mereka, menjaga kehormatan, dan tidak mencederai martabat para ahli ilmu. Ini bukan karena kita menganggap mereka sakral atau suci, tetapi karena menghormati ilmu dan orang-orang yang berkontribusi dalam menyebarkannya adalah bagian dari ajaran Islam.” Paparnya.
Dalam lanjutannya, Ustadz Fathurrahman Kamal mengatakan bahwa ketika kita mendengar informasi yang tidak baik tentang saudara kita, sikap terbaik adalah mencari alasan-alasan yang bisa menjelaskan hal tersebut.
“Mungkin ada kondisi atau alasan yang kita tidak tahu. Kalaupun kita tidak dapat menemukan alasan, sebaiknya kita tetap berpikir positif dan percaya bahwa orang-orang alim memiliki pertimbangan tertentu yang belum kita pahami, apalagi jika kita belum bertabayun atau mengonfirmasi secara langsung”, jelas Pengasuh Pondok Pesantren Budi Mulia ini.
Karena dalam pandangan Ustadz Fathurrahman, sikap ini diajarkan oleh sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab Radiyallahu ta’ala ‘anhu. Beliau pernah berkata, “Janganlah kita berprasangka buruk terhadap ucapan seorang saudara kita yang beriman. Jangan tempatkan ucapan itu di tempat yang buruk jika masih ada penafsiran atau interpretasi yang baik.” Prinsip ini mengajarkan kita untuk selalu mencari sisi positif dari perkataan orang lain, terutama saudara seiman.
Oleh karena itu Ustadz Fathurrahman mengajak agar para da’i, muballigh, dan setiap individu, lebih berhati-hati dalam berucap.
“Jika kita mampu, sebaiknya menahan diri dari berbicara jika tidak bisa berkata yang baik. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” tambahnya.
Dalam akhir keterangan Ustadz Fathurrahman, selain tabayun, yaitu mengonfirmasi kebenaran suatu informasi, perlu juga kaum muslimin menerapkan tatsabbut atau memastikan bahwa maksud sebenarnya dari ucapan seseorang sesuai dengan persepsi kita.
“Dengan demikian, kita tidak hanya memastikan apa yang dikatakan, tetapi juga memahami apa yang dimaksudkan dengan benar. Semoga kita semua dapat menjaga lisan dan hati kita dengan baik.” Tutupnya.