web stats
Home » Akal dan Qalbu dalam Al-Quran

Akal dan Qalbu dalam Al-Quran

by Redaksi
0 comment

Oleh: Dr. Saiful Bahri, Lc., MA. (Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah)

Kita akan membahas tentang akal dan qalbu dalam perspektif Al-Qur’an. Pada pendekatan kali ini, kita menggunakan metode ilmiah yang dikembangkan dari berbagai teori studi Al-Qur’an yang telah kita bahas sebelumnya. Al-Qur’an mengandung petunjuk, solusi, dan menjadi sumber (masdar), juga pengingat bagi manusia. Al-Qur’an berfungsi sebagai pembeda antara yang baik dan yang buruk, serta menjadi sumber hukum atau syariat. Tentunya, semua ini menjadi prinsip yang dapat dilihat dalam bentuk individu maupun komunitas melalui teladan kisah-kisah Al-Qur’an, baik dari tokoh protagonis yang dijadikan contoh dalam kebaikan dan nilai-nilai baik, maupun tokoh antagonis yang harus dijauhi dan diwaspadai dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita mulai dari akal dan fungsinya dalam Al-Qur’an. Kata “al-aqlu” tidak pernah disebut secara eksplisit, melainkan hanya fungsinya, seperti dalam frasa “afala ya’qilun” atau “ya’qil”. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak menghendaki seseorang untuk memuja akalnya, tetapi memberi akal untuk digunakan sesuai fungsi berfikir. Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengingatkan akan fungsi akal ini, seperti “ta’qilun” dan “yatafakkarun”.

Menariknya, ketika Allah menyebut ilmu, ia secara eksplisit menyebut ilmunya dan fungsinya. Ini menunjukkan bahwa posisi ilmu lebih tinggi dari akal, karena akal adalah alat untuk memperoleh ilmu. Dalam Al-Qur’an, orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah, dan ilmu menjadi sarana utama untuk mencapai pemahaman tentang Allah, seperti dalam rasa takut yang tinggi kepada-Nya, yaitu “khasyah”.

Qalbu, dalam bahasa Al-Qur’an, sering disebut dengan kata “qulubun”, dan diartikan baik sebagai organ fisiologis maupun sebagai pusat perasaan non-fisik seperti iman, cinta, dan kedengkian. Sebagai contoh, dalam ayat “yaumalā yanfa’u mālun wa lā banūn illā man atā Allāha biqalbin salīm”, qalbu disebut sebagai keadaan hati yang suci dan bersih, yang menjadi satu-satunya hal yang bermanfaat di akhirat nanti. Di dalam Al-Qur’an, qalbu disebut dalam berbagai bentuk, baik singular maupun plural, dan lebih sering muncul dalam bentuk plural. Dengan ilmu, manusia mendapatkan panduan untuk berpikir dan bertindak. Oleh karena itu,

Tadi, kita berbicara tentang kesehatan qalbu. Jika jantung kita sehat, maka anggota fisik kita juga sehat; peredaran darah lancar, asupan oksigen ke otak juga lancar. Begitu pula secara non-fisiologis, jika qalbu kita baik, maka perilaku kita juga baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging; jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik, dan jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, itu adalah qalbu.”

Dalam konteks Al-Qur’an, qalbu juga berfungsi sebagai alat berpikir. Allah berfirman bahwa mereka memiliki qalbu, tetapi tidak menggunakan untuk berpikir, mereka punya mata tapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar. Ini menandakan qalbu sebagai pusat pengambilan keputusan dari apa yang dilihat dan didengar.

Al-Qur’an mengajarkan bahwa qalbu yang sehat akan membawa kedamaian dan ketentraman, sebagaimana firman-Nya: “Orang-orang yang beriman, dan qalbu mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Hanya dengan mengingat Allah, qalbu menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d: 28). Jadi, qalbu dalam konteks non-fisiologis memiliki peran penting dalam membawa ketenangan melalui zikir dan mengingat Allah.

Di sisi lain, secara fisiologis, jantung adalah organ pertama yang terbentuk dan mulai berdetak sejak hari ke-21 kehidupan janin, memompa darah ke seluruh tubuh. Sepanjang hidup, jantung manusia memompa sekitar 70.000 liter darah setiap hari. Jika seseorang hidup hingga 70 tahun, total darah yang dipompa mencapai satu juta barel, menunjukkan betapa luar biasanya kekuatan jantung.

Namun, jantung bukan hanya sekadar pemompa darah. Ia memiliki jaringan saraf yang kompleks, mampu mengeluarkan hormon yang mengendalikan seluruh tubuh, bahkan bisa mengingat dan merasakan. Para peneliti menemukan bahwa jantung dapat berfungsi sebagai pusat memori dan emosi, mengirim pesan ke otak dan organ lainnya melalui sinyal elektromagnetik.

Penelitian menunjukkan bahwa jantung manusia berperan dalam emosi seperti kemarahan, kecemasan, atau ketakutan. Ini menunjukkan hubungan erat antara kondisi emosional dan fisiologis seseorang, di mana jantung dapat merespons suasana hati dan pikiran. Jantung manusia menghubungkan seluruh pembuluh darah yang, jika disambung, bisa mencapai sekitar 100.000 kilometer panjangnya, membuktikan keajaiban ciptaan Allah dalam tubuh kita. Subhanallah, sungguh luar biasa mekanisme jantung yang diberikan Allah kepada kita.

Jantung dan otak memiliki hubungan erat yang baru-baru ini mulai diteliti oleh para ahli. Jantung memainkan peran penting dalam memahami dan memproses informasi, karena jantung dapat mempengaruhi aktivitas listrik di otak. Menurut penelitian, termasuk yang dilakukan oleh Dr. Andrew dalam organ transplantasi, informasi yang dikirim oleh jantung ke otak memiliki peranan penting dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan. Jantung memiliki sekitar 40.000 neuron yang bekerja dengan presisi tinggi untuk mengendalikan detak jantung, produksi hormon, dan penyimpanan informasi, yang kemudian dikirimkan ke otak.

Beberapa peneliti bahkan menyatakan bahwa ada jalur khusus di mana informasi mengalir dari jantung ke otak, mengarahkan sel-sel otak untuk memahami dan menyadari. Ilmuwan kini banyak membangun pusat-pusat penelitian yang meneliti hubungan antara jantung dan kecerdasan, termasuk kecerdasan kognitif dan psikologis, yang sangat erat kaitannya.

Detak jantung juga berubah sesuai dengan keadaan psikologis dan emosional seseorang. Misalnya, ketika seseorang marah atau cemas, detak jantungnya akan semakin cepat. Ini menunjukkan hubungan erat antara suasana hati dan aktivitas fisiologis.

Dalam konteks ini, jantung tidak hanya berfungsi sebagai organ fisik yang memompa darah, tetapi juga memiliki dimensi non-fisik yang berpengaruh terhadap perilaku dan pemikiran manusia. Penelitian menunjukkan bahwa jantung memiliki peran dalam proses belajar dan mengingat, yang memungkinkan seseorang untuk menyimpan memori jangka panjang.

Dalam Alquran, hubungan antara qalbu (hati) dan pengetahuan diungkapkan dengan jelas. Allah berfirman dalam surat At-Taubah: “Maka Allah mengunci hati mereka sehingga mereka tidak mengetahui.” Ini menunjukkan bahwa qalbu yang tertutup akan membuat seseorang tidak bisa menerima kebenaran, meskipun kebenaran tersebut jelas terlihat di depan mata.

Qalbu tidak hanya berfungsi sebagai alat perasaan, tetapi juga berperan dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan. Sebagaimana hadits yang mengatakan: “Mintalah fatwa kepada hatimu (qalbu).” Hal ini menegaskan bahwa qalbu memiliki peran dalam proses belajar, berpikir, dan memahami.

Menariknya, kata “akal” sering disebut dalam Alquran, tetapi bukan dalam konteks fisik. Akal lebih merujuk pada kemampuan berpikir yang terhubung dengan qalbu. Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa ada segumpal daging dalam tubuh manusia, yang jika baik, maka seluruh tubuh akan baik, dan jika rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Gumpalan daging itu adalah qalbu.

Jantung memiliki fungsi vital, baik secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik, jantung memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi secara non-fisik, jantung berperan dalam mengendalikan emosi dan menyimpan memori. Oleh karena itu, menjaga kesehatan jantung sangat penting, baik dari sisi fisik dengan olahraga dan nutrisi yang baik, maupun dari sisi non-fisik dengan menjaga kebersihan hati, memperbanyak zikir, dan berpikir positif.

Dengan memahami hubungan antara qalbu dan akal, kita bisa lebih menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan qalbu kita. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mampu memanfaatkan nikmat akal dan qalbu dengan sebaik-baiknya, serta menjalani kehidupan yang seimbang antara pengetahuan kognitif dan spiritual.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00