BANJARMASIN.TABLIGH.ID – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan mengadakan Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah se-Kalimantan pada 11-13 Oktober 2024 di Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Banjarmasin. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta dari berbagai wilayah di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat pembinaan dan pengembangan mubaligh Muhammadiyah dalam berbagai aspek dakwah, ilmu, tajdid, dan amal. Dengan mengintensifkan peran dan kapasitas para mubaligh, kegiatan ini diharapkan mampu menjawab tuntutan Persyarikatan, umat, dan masyarakat dalam kerangka Gerakan Islam Berkemajuan.
Ketua Pelaksana, Fahriansyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Tabligh yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Salah satu kekhawatiran yang dibahas dalam Rakernas tersebut adalah munculnya gerakan transnasional yang mulai masuk ke Muhammadiyah, seperti gerakan Salafi.
“Kami merasa perlu untuk mendialogkan fenomena gerakan transnasional ini dengan baik agar Muhammadiyah tetap kokoh dan mampu berinteraksi dengan berbagai kelompok, termasuk Salafi. Hal ini menjadi salah satu alasan penting diadakannya pelatihan ini,” ujar Fahriansyah.
Selain itu, Ketua Majelis Tabligh PWM Kalsel, Abi Audah, menekankan pentingnya sertifikasi bagi para mubaligh. “Ke depan, setiap imam, khatib, dan mubaligh Muhammadiyah harus memiliki sertifikat pelatihan, baik di tingkat nasional maupun PWM. Sertifikat ini nantinya akan ditandatangani oleh Ketua PP Muhammadiyah sebagai bentuk pengakuan resmi terhadap kompetensi mubaligh,” jelas Abi.
Ia juga menambahkan bahwa para peserta pelatihan ini beruntung bisa mengikuti program ini, mengingat sertifikasi ini akan menjadi syarat wajib di masa depan. “Sertifikat yang Anda dapatkan hari ini akan ditandatangani Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” imbuhnya.
Para peserta diwajibkan memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya membayar sumbangan wajib peserta (SWP), membuat naskah khutbah Jumat yang akan dibedah selama pelatihan, serta membawa surat mandat dari masing-masing perwakilan. Naskah khutbah yang dihasilkan juga direncanakan akan diterbitkan dalam bentuk buku “Khutbah Berkemajuan”.
Pelatihan ini mencakup beragam materi penting, seperti Bedah Buku “Titik Pisah Salafi-Muhammadiyah,” Konsolidasi Regional Majelis Tabligh, Matan dan Keyakinan Muhammadiyah, Dakwah Kultural, Kepribadian Mubaligh Muhammadiyah, Dialektika Dakwah, hingga Penguatan Moderasi Beragama dalam dakwah. Peserta juga mempelajari Manhaj Tarjih dalam perspektif Maqashid al-Syari’ah, praktek takhrij hadits online, dan kapita selekta hukum Islam.
Dengan materi-materi ini, pelatihan diharapkan dapat membekali para mubaligh Muhammadiyah untuk menjalankan peran dakwah yang lebih relevan, moderat, dan mampu menghadapi tantangan zaman dalam membangun masyarakat Islam yang berkemajuan.