SIDOARJO. TABLIGH.ID, 19 Oktober 2024 – Dr. Adi Hidayat, Lc., M.A., Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah, menekankan pentingnya revitalisasi masjid sebagai pusat kehidupan umat dalam Tabligh Akbar bertema “Revitalisasi Gerakan Kemasjidan.” Acara ini berlangsung di Masjid An Nur Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan dihadiri oleh ratusan jamaah yang antusias mengikuti kajian.
Dalam ceramahnya, Dr. Adi Hidayat menyoroti manajemen masjid sebagai fondasi penting dalam upaya revitalisasi. Revitalisasi dapat dimulai dengan menyusun kurikulum masjid berdasarkan lima poin utama dari Al-Qur’an, Surah At-Tawbah ayat 18. Ayat ini menekankan bahwa yang memakmurkan masjid adalah mereka yang beriman kepada Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah. Masjid harus tetap menjadi pusat spiritual yang memberikan manfaat bagi jamaahnya.
Lebih lanjut, Dr. Adi Hidayat menekankan pentingnya evaluasi masjid, terutama jika lingkungan sekitar masih dipenuhi perilaku negatif seperti mabuk-mabukan atau masyarakat sekitarnya belum sejahtera. Ia menegaskan bahwa masjid harus lebih dioptimalkan dengan kurikulum yang fokus pada kebermanfaatan dan kebahagiaan umat, baik di dunia maupun di akhirat. Masjid harus menjadi katalisator perubahan positif bagi masyarakat.
Makna “memakmurkan” masjid, menurutnya, lebih dari sekadar kehadiran fisik di masjid. Kata “makmur” yang berasal dari “umur” tidak hanya berarti usia, tetapi juga cara kita mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Dengan demikian, orang yang memakmurkan masjid berperan dalam menciptakan kebaikan di lingkungan sekitarnya. Setiap aktivitas di masjid seharusnya membawa dampak positif, baik secara spiritual maupun sosial.
Revitalisasi juga berarti memperkuat fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat. Shalat berjamaah harus mampu meningkatkan keimanan dan mendorong jamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, masjid harus menjadi tempat di mana jamaah saling mengenal, berinteraksi, dan berbagi manfaat. Konsep jamaah yang ideal bukan sekadar shalat bersama, tetapi juga membangun jaringan sosial yang kokoh di antara para jamaah.
Masjid, tambahnya, juga berperan sebagai pusat pembentukan kepemimpinan umat. Kepemimpinan di masjid dimulai dari kemampuan seseorang untuk memimpin shalat, yang nantinya berkembang menjadi kepemimpinan yang lebih luas di masyarakat. Inilah yang menjadikan masjid sebagai tempat pembinaan bagi calon pemimpin yang menguasai baik aspek spiritual maupun sosial.
Selain itu, Dr. Adi Hidayat mengingatkan bahwa masjid harus berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masjid bukan hanya tempat untuk beribadah atau mendengarkan ceramah, tetapi juga menjadi tempat di mana jamaah dapat menemukan solusi atas masalah-masalah yang mereka hadapi, seperti pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Masjid yang ideal adalah yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan umatnya.
Di akhir ceramah, Dr. Adi Hidayat menekankan bahwa revitalisasi masjid memerlukan keterlibatan semua elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, kontraktor, hingga mahasiswa. Semua lapisan masyarakat harus terlibat dalam memakmurkan masjid, menjadikannya sebagai pusat kebaikan yang dapat membawa perubahan positif bagi umat.
Revitalisasi masjid, menurut Dr. Adi Hidayat , adalah proses yang membutuhkan komitmen bersama untuk menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan yang memakmurkan dan membawa kesuksesan serta kebahagiaan bagi umat, baik di dunia maupun di akhirat.