MOJOKERTO. TABLIGH.ID-Bermuhammadiyah jika hanya dilakukan setengah hati, maka surganya mungkin hanya sepotong saja. Muhammadiyah adalah organisasi besar; mari kita serius di Muhammadiyah karena ini adalah jalan surga kita. Hal ini disampaikan oleh K.H. Fathurrahman Kamal saat mengisi Tabligh Akbar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Mojokerto dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-112 di Gelanggang Olahraga (GOR) Majapahit, 12 Oktober 2024.
“Kecuali jika Anda tidak melihat Muhammadiyah sebagai jalan surga, maka itu berbeda,” tegas Kiai Fathur.
Selanjutnya, Kiai Fathur dalam penyampaiannya menukil Ibnu Arabi dalam kitabnya, Al-Futuhat Al-Makkiyah. Beliau berbicara tentang karomah. Menurut Kiai Fathur, para ulama sepakat bahwa karomah adalah sesuatu yang luar biasa di luar jangkauan akal manusia, tetapi terjadi.
Akan tetapi, selama ini sebagian masyarakat, dalam pandangan Kiai Fathur, memahami karomah sebagai sesuatu yang bersifat indrawi, dan sejatinya ini adalah karomah yang paling rendah dan terbatas.
“Selama ini dipahami oleh sebagian masyarakat bahwa karomah adalah yang disebut al-karomatul hissiyah, seperti bisa berjalan di atas sungai tanpa basah. Namun, menurut Ibnu Arabi, itu adalah karomah paling rendah,” jelasnya.
Sejatinya, yang lebih tinggi dalam pemahaman Kiai Fathur adalah karomah yang sejati, yaitu al-karomatul ma’nawiyah, yang mampu mengarahkan manusia kepada kesejatian hamba yang selalu berikhtiar melaksanakan syariat dan tazkiyatun nafs. Inilah yang menurut Kiai Fathur harus dilakukan Muhammadiyah.
“Ketaatan seseorang kepada Allah, menegakkan syariat, membersihkan hati, dan memperkaya diri dengan ma’rifah. Itu adalah karomah sejati. Muhammadiyah, mohon maaf, semestinya bisa mengangkat kita ke arah tersebut,” tambahnya.
Kiai Fathur juga menceritakan bahwa karomah itu pernah terealisasi dalam amal sholeh yang dilakukan Muhammadiyah saat pandemi COVID-19. Di mana dalam keterbatasan APD, relawan Muhammadiyah berjibaku untuk ikut berkontribusi dalam menanggulangi pandemi tersebut. Meskipun menurut Kiai Fathur, mereka bukan ulama dan orang-orang yang secara indrawi tidak semulia orang-orang berilmu.
Saat pandemi COVID-19 melanda, Muhammadiyah adalah salah satu garda terdepan dalam menanggulangi pandemi tersebut. Banyak di antara relawan Muhammadiyah, khususnya KOKAM, hanya menggunakan APD seadanya saja, bahkan dari plastik kresek, yang dicuci ulang karena keterbatasan. Mereka menyelamatkan banyak nyawa, meskipun tampilan mereka mungkin tidak semulia para ulama atau menteri. Hal itu seharusnya dimaknai sebagai karomah,” terangnya.
Oleh karena itu, Kiai Fathur mengingatkan bahwa Muhammadiyah seutuhnya sedang menyiapkan karomah untuk kita semua. Tinggal, seberapa besar karomah yang ingin kita tabung di hadapan Allah melalui Muhammadiyah ini.