Yogyakarta, Tabligh.id – Pada 4 November 2024, Dr. Achmad Berlian Yusuf, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengisi Pengajian Malam Selasa yang digelar oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung secara offline dan daring, dengan dihadiri oleh jamaah yang antusias mengikuti ceramah yang mengangkat tema pentingnya sikap umat terhadap ibadah sunnah. Berlian Yusuf menyampaikan betapa pentingnya untuk memandang sunnah sebagai bagian integral dalam kehidupan seorang Muslim.
Dalam ceramahnya, Berlian Yusuf menjelaskan bahwa setiap perintah dan larangan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pastilah memiliki manfaat yang besar bagi umatnya. Ia mengutip Surah Al-Hasyr ayat 7, yang menegaskan bahwa segala sesuatu yang diperintahkan oleh Rasul harus diterima, dan apa yang dilarang oleh Rasul harus ditinggalkan. “Semua sunnah Rasulullah pasti mengandung kebaikan, tidak ada yang sia-sia,” ujarnya, mengingatkan pentingnya kita untuk menerima dan mengamalkan sunnah dengan penuh keyakinan.
Berlian Yusuf juga menyampaikan pemahamannya tentang konsep “uswatun hasanah” (teladan yang baik), yang terdapat dalam Surah Al-Ahzab ayat 21. Ia menegaskan bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan terbaik yang bisa diikuti dalam setiap aspek kehidupan. “Uswatun hasanah itu tidak hanya terbatas pada satu aspek, tetapi pada seluruh sisi kehidupan kita. Hanya Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS yang bisa dijadikan contoh secara menyeluruh,” jelasnya. Menurut Berlian Yusuf, meskipun ada banyak orang yang baik dan dapat diikuti dalam beberapa hal, hanya dua nabi inilah yang dapat dijadikan teladan dalam segala hal.
Ia juga membahas perbedaan antara “uswatun hasanah” dan “qutwatun hasanah.” Uswatun hasanah adalah teladan sempurna yang bisa diikuti dalam seluruh kehidupan, sedangkan qutwatun hasanah hanya bisa diikuti dalam beberapa aspek tertentu. Sebagai contoh, Berlian Yusuf menjelaskan bahwa kita bisa meniru kebiasaan Syiah dalam hal shalat berjamaah, tetapi tidak bisa meniru mereka dalam hal lain seperti sedekah. “Kita harus bisa membedakan antara uswatun hasanah yang menyeluruh, dan qutwatun hasanah yang terbatas,” tambahnya.
Mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Berlian Yusuf mengingatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan termasuk umatku.” Dalam pandangan Berlian Yusuf, hadits ini memberikan peringatan keras kepada umat Islam untuk tidak mengabaikan sunnah, terutama di zaman sekarang yang penuh tantangan. “Sangat merugikan jika kita hidup di akhir zaman ini namun tidak mengikuti sunnah Rasul, padahal dengan menjadi umat Nabi Muhammad SAW, kita mendapatkan banyak keutamaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Berlian Yusuf menjelaskan bahwa mengerjakan sunnah adalah salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kita. Ia mengutip Surah Ali Imran ayat 31 yang mengatakan, “Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” “Sunnah adalah sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghapus dosa-dosa,” ujarnya, menekankan bahwa mengikuti sunnah dapat menjadi jalan menuju ampunan dari Allah SWT.
Berlian Yusuf juga menyinggung pentingnya sunnah dalam menyempurnakan ibadah wajib kita. Ia menjelaskan, dalam hadits riwayat Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, disebutkan bahwa amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. “Jika shalat wajib kita kurang sempurna, maka Allah akan melihat apakah kita memiliki shalat sunnah. Jika ada, Allah akan menyempurnakan kekurangannya dengan shalat sunnah,” ujarnya. Berlian Yusuf menegaskan bahwa hal ini berlaku juga untuk puasa, di mana puasa sunnah dapat memperbaiki kekurangan dalam puasa wajib yang kita lakukan.
Selain itu, Berlian Yusuf menekankan bahwa mengerjakan sunnah dapat menyelamatkan kita dari sikap ghuluw atau berlebih-lebihan dalam beragama. “Jika kita memegang teguh sunnah, kita akan terhindar dari sikap ekstrem dan berlebihan dalam beragama,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa sunnah membantu kita untuk tetap berada di jalan yang lurus, tanpa melampaui batas atau mengabaikan kewajiban agama yang lain.
Berlian Yusuf juga mengingatkan bahwa menghidupkan sunnah akan menambah pahala kita. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Auf bin Zaid, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menghidupkan satu sunnah, kemudian orang lain mengikutinya dan mengajarkannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti orang yang mengerjakannya, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun.” “Sunnah adalah cara kita untuk menambah pahala, terutama ketika ibadah wajib kita sudah terasa kurang,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengutip Surah Al-An’am ayat 153 yang menjelaskan bahwa mengikuti sunnah adalah jalan menuju ketakwaan. “Muara dari mengerjakan sunnah adalah untuk mencapai taqwa kepada Allah,” jelas Berlian Yusuf. Sunnah, menurutnya, juga menjadi sebab turunnya nikmat. “Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, maka mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah, seperti para nabi, orang-orang yang benar, dan orang-orang saleh,” tuturnya, mengingatkan jamaah tentang pentingnya mengikuti sunnah untuk mendapatkan nikmat dan keberuntungan dari Allah.
Berlian Yusuf menutup pengajiannya dengan pesan yang mengajak umat untuk lebih bersemangat dalam mengerjakan sunnah Rasulullah SAW. Ia berharap agar umat Islam tidak hanya mengikuti sunnah pada aspek-aspek tertentu, tetapi berusaha untuk menghidupkan sunnah dalam seluruh aspek kehidupan mereka. “Mari kita berusaha sekuat tenaga untuk menghidupkan sunnah Rasulullah, karena dengan begitu kita akan bersama Rasulullah di surga,” pungkasnya, memberikan dorongan kuat untuk memperbanyak ibadah sunnah agar kita lebih dekat dengan Rasulullah dan mendapatkan kebahagiaan di dunia serta di akhirat.
Muhammad Ilham, Mahasiswa KPI UMY