PAYAKUMBUH.TABLIGH.ID – Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada 14 Oktober 2024, mengisi acara Tabligh Akbar di Masjid Istiqlal Payakumbuh dengan tema yang sangat relevan, Cara Menguatkan Iman dalam Al-Qur’an & Sunnah. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan betapa pentingnya majelis ilmu yang bisa melahirkan keutamaan-keutamaan hidup yang sejati.
Beliau memulai ceramah dengan mengungkapkan, bahwa jenis majelis ilmu yang dapat menghasilkan manfaat besar bagi umat adalah majelis yang diisi oleh para ulama yang memiliki empat sifat penting. Sifat-sifat ini, kata beliau, merupakan pedoman yang harus diperhatikan bagi siapa pun yang ingin belajar ilmu agama dengan baik dan benar.
Mengutip pendapat Imam Nawawi, ulama besar yang terkenal dengan karya-karyanya seperti At-Tibyan dan Al-Arba’in, Wakil Ketua Majelis Tabligh menjelaskan empat ciri yang harus dimiliki oleh seorang ulama. Pertama, ulama yang sejati haruslah seorang ahli di bidangnya. Misalnya, jika seseorang ingin mempelajari tafsir, ia harus mencari ulama yang benar-benar menguasai tafsir dengan baik. Begitu pula dengan ilmu hadis dan Al-Qur’an, hendaknya dicari guru yang benar-benar pakar di bidangnya.
Ciri kedua adalah ulama yang memiliki takwa yang mendalam kepada Allah. Meski kita sulit mengetahui secara langsung apakah seorang ulama sering melaksanakan salat tahajud, berpuasa sunnah, atau membaca Al-Qur’an, namun kita dapat melihat takwa tersebut melalui sikap dan tindakan sehari-hari mereka. Dalam hal ini, beliau memberikan contoh tentang Nabi Muhammad SAW yang tidak mewariskan harta dunia kepada umatnya, namun justru mewariskan ilmu yang bermanfaat.
Dalam ceramahnya, beliau juga menekankan bahwa ulama sejati adalah mereka yang mengenal Allah dan mengenal diri mereka sendiri. Mengutip ayat dalam Surah Fatir ayat 28 yang menyatakan, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah ulama,” beliau menjelaskan bahwa ulama yang takut kepada Allah akan selalu menjaga perkataan dan perbuatannya agar sesuai dengan ajaran Islam dan Ridha Allah.
Selain itu, seorang ulama yang baik harus memiliki akhlak yang mulia. Ulama yang baik tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu menularkan akhlak yang baik kepada murid-muridnya. Jika seorang ulama hanya pintar dalam ilmu namun buruk akhlaknya, maka hal tersebut dapat menyesatkan para muridnya. Ulama yang bijaksana akan selalu menjaga lisan dan akhlaknya agar tidak menimbulkan kebencian atau perpecahan di kalangan umat.
Wakil Ketua Majelis Tabligh juga mengingatkan pentingnya menjaga pahala ibadah. Beliau mengingatkan hadits dari sahabat Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim, yang menyebutkan bahwa amal ibadah, seperti salat atau puasa, dapat terhapus apabila seseorang mencela orang lain. “Jika seseorang salat atau berpuasa namun di media sosial atau dalam kehidupan sehari-hari mencela orang lain, maka pahala ibadahnya akan dipindahkan kepada orang yang dicela,” ujarnya dengan tegas.
Terkait dengan penyalahgunaan agama, beliau juga menekankan bahwa kekerasan atau terorisme yang mengatasnamakan agama bukanlah jihad di jalan Allah. Dalam ceramahnya, beliau memberikan contoh peristiwa bom di Jalan Thamrin yang sempat menggemparkan Indonesia. Beliau menegaskan bahwa jihad yang sebenarnya adalah berjuang untuk agama Allah dengan cara yang benar, bukan dengan kekerasan atau terorisme.
“Jika ada kelompok atau aliran yang mengajak kepada kekerasan, maka kita harus segera menjauhi mereka. Agama Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, bukan kekerasan,” kata beliau, sambil mengutip ayat dalam Surah An-Nisa ayat 94 yang menegaskan hukuman berat bagi mereka yang merencanakan pembunuhan terhadap orang beriman.
Beliau mengajak para jamaah untuk senantiasa memperbaiki niat dan amal perbuatan mereka. “Jika kita belajar dengan niat yang benar, insya Allah kita akan menjadi lebih baik, dan jika ajal kita datang malam ini, semoga kita dicatat sebagai orang yang mendapatkan kemuliaan di sisi Allah,” ujarnya dengan penuh harapan.
Beliau juga mendoakan agar seluruh jamaah diberi kehidupan yang penuh berkah dan dijaga oleh Allah hingga akhir hayat. “Semoga kita diberikan Husnul Khatimah dan selamat di dunia dan akhirat,” doanya.