TABLIGH.ID – Dalam tausiyahnya yang bertemakan “Membumikan Islam Berkemajuan & Mencerahkan Umat” Di Masjid Jami’ Al Manar Kenduren, Wedung-Demak (27/09), K.H. Fathurrahman Kamal, Lc. M.S.I menegaskan bahwa masjid harus menjadi tempat yang tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga untuk memperkuat pertahanan sosial dan memberikan manfaat langsung bagi umat. Menurut beliau, masjid sebagai lembaga sosial dan spiritual umat harus bisa menjawab berbagai tantangan sosial yang ada.
K.H. Fathurrahman menyampaikan dua hal penting yang diyakininya dapat menjadi pertahanan umat: keluarga sebagai pertahanan pribadi dan masjid sebagai pertahanan sosial. “Umat ini hanya punya dua pertahanan. Pertahanan pribadi yang paling baik adalah keluarga. Pertahanan sosial yang paling baik adalah masjid,” ujar beliau. Ia menekankan bahwa masjid harus menjadi tempat yang ‘keren’ dan memberikan solusi bagi permasalahan sosial di sekitarnya.
Salah satu solusi yang disarankan oleh K.H. Fathurrahman adalah keberadaan ATM beras di masjid. ATM beras adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk memberikan bantuan beras kepada mereka yang membutuhkan, tanpa harus mengantri atau merasa malu. “Masjid besar harus memiliki ATM beras yang bisa diakses 24 jam. Orang ingin makan? Datang ke masjid. Orang ingin ngopi? Datang ke masjid,” ujarnya. Menurutnya, ini adalah bentuk nyata kemajuan masjid yang berfungsi untuk membantu umat, khususnya mereka yang kurang mampu.
K.H. Fathurrahman juga menekankan bahwa masjid yang maju harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. “Masjid harus menjadi tempat yang bisa memberikan manfaat langsung bagi umat. Bukan hanya tempat untuk salat, tetapi tempat untuk berkumpul, tempat untuk belajar, dan tempat untuk berbagi,” tegasnya.
Masjid juga, menurut beliau, harus menjadi tempat yang ramah bagi anak muda. Salah satu cara untuk menarik generasi muda ke masjid adalah dengan menyediakan fasilitas yang mendukung aktivitas mereka, seperti internet cepat dan ruang yang nyaman. “Masjid ini harus ramah kepada anak muda. Jangan sampai anak muda pergi ke alun-alun karena di masjid tidak ada internet,” katanya.
Lebih lanjut, K.H. Fathurrahman juga mengingatkan bahwa masjid harus memiliki fasilitas yang menyenangkan, seperti taman bunga atau fasilitas lainnya yang dapat menarik minat orang untuk datang. “Anak muda harus senang dulu masuk masjid. Jika mereka sudah senang, maka aktivitas lainnya akan mengikuti,” ujarnya. Fasilitas seperti taman bunga, tempat duduk yang nyaman, dan dispenser minuman bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk membuat masjid lebih hidup dan ramai.
Tausiyah ini juga mengingatkan agar masjid dikelola dengan baik, dengan manajemen yang transparan dan akuntabel. K.H. Fathurrahman berharap setiap masjid memiliki sistem pengelolaan yang jelas terkait dana infak dan penggunaannya untuk kepentingan umat. “Jangan berbangga jika deposito masjid Anda mencapai ratusan juta rupiah. Gunakan itu untuk jalan Allah dengan manajemen yang benar, transparan, dan akuntabel,” pesannya.
Selain itu, beliau juga mengingatkan pentingnya masjid dalam mengedukasi umat mengenai berbagai persoalan sosial, seperti peningkatan kasus HIV. “Masjid harus menjadi tempat proteksi bagi umat, bukan hanya dari penyakit, tetapi juga dari pengaruh negatif yang dapat merusak moral,” ujar K.H. Fathurrahman.
Dengan fasilitas yang lengkap, masjid dapat menjalankan perannya sebagai pusat pemberdayaan umat yang tidak hanya berkaitan dengan ibadah, tetapi juga dengan pemberdayaan sosial, pendidikan, dan dakwah. Melalui perubahan dan perbaikan fasilitas serta pengelolaan yang baik, masjid dapat menjadi tempat yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
