BANJARNEGARA.TABLIGH.ID, 1 Desember 2024 – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, K.H. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., menekankan pentingnya pendidikan rohaniah dalam keluarga dan masyarakat saat mengisi kajian di Masjid Sabilurrosyad, PCM Muhammadiyah Wanadadi, Banjarnegara. Menurutnya, persoalan terbesar umat manusia saat ini bukanlah kelaparan atau krisis energi, melainkan melemahnya nilai-nilai spiritual.
“Sebagai orang tua dan dai, kita memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak, terutama dalam hal rohaniah,” ujar Kiai Fathurrahman. Ia mengisahkan tentang Khalifah Umar bin Khattab yang pernah menegur orang tua yang lalai mendidik anaknya. Kisah tersebut menggarisbawahi bahwa orang tua yang gagal menanamkan kebaikan justru menjadi pihak pertama yang durhaka terhadap anak-anak mereka.
Kiai Fathurrahman juga menyoroti tantangan zaman modern yang serba visual dan artifisial. “Generasi muda saat ini terlalu banyak terekspos pada hal-hal yang hanya tampak dari luar. Dunia yang mengejar sensasi dan hal-hal sementara bisa menjebak kita dalam kehidupan yang kosong secara ruhiah,” katanya. Ia mengingatkan pentingnya menjaga spiritualitas dalam keluarga, pendidikan, maupun dakwah.
Tradisi pesantren, menurutnya, menjadi salah satu solusi terbaik dalam mempertahankan nilai-nilai spiritual di tengah arus modernitas. Ia menolak anggapan bahwa pesantren adalah “penjara suci.” Sebaliknya, pesantren merupakan tempat suci yang melahirkan generasi dengan modal spiritual dan moral yang kuat.
Dalam konteks Muhammadiyah, Kiai Fathurrahman mengingatkan bahwa berbagai capaian amal usaha seperti rumah sakit dan pesantren adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. “Semakin banyak amal usaha kita, semakin besar pula tanggung jawab di hadapan Allah. Maka, setiap langkah harus berlandaskan niat yang tulus dan semangat untuk meraih ridha Allah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa bangsa yang mampu bertahan di tengah arus disrupsi adalah bangsa dengan modal spiritual yang kuat. Pendidikan pesantren, yang lahir dari tradisi bangsa, terbukti mampu melahirkan generasi tangguh dan berkarakter. “Pesantren adalah cara Allah menyelamatkan kehidupan kalian. Itu bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat membangun manusia yang tangguh menghadapi zaman,” imbuhnya.
Kiai Fathurrahman mengingatkan pentingnya tanggung jawab orang tua dalam mendampingi pendidikan anak. “Lebih baik kita menangis hari ini karena berpisah sementara dengan anak-anak daripada menangis di hadapan Allah kelak, ketika air mata itu sudah tak bermakna,” tutupnya. Ia menegaskan bahwa urusan anak tidak boleh didelegasikan, karena pendidikan yang baik adalah investasi terbesar orang tua untuk masa depan dunia dan akhirat.