web stats
Home » Meneguhkan Ideologi Kemuhammadiyahan untuk Membangun Keluarga Sakinah”

Meneguhkan Ideologi Kemuhammadiyahan untuk Membangun Keluarga Sakinah”

by Redaksi
0 comment

YOGYAKARTA.TABLIGH.ID – 16 Desember 2024- Dalam pengajian malam Selasa bertema Menumbuhkan Ideologi Kemuhammadiyahan Menuju Keluarga Sakinah, Dr. Muhammad Lailan Arqam, M.Pd., Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menekankan pentingnya peran ideologi dalam keluarga sebagai benteng utama menghadapi tantangan sosial. Kajian ini dilatarbelakangi oleh berbagai persoalan sosial yang semakin memprihatinkan, seperti tren bunuh diri berjamaah, meningkatnya kekerasan seksual, hingga jeratan pinjaman online dan judi digital yang menyasar generasi muda.

Berdasarkan data Polri, dari Januari hingga Agustus 2024 tercatat 849 kasus bunuh diri, yang mayoritas dilakukan oleh usia produktif. Fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena muncul tren bunuh diri berjamaah dalam satu keluarga. Pelaku bunuh diri sebagian besar adalah laki-laki. Di sisi lain, WHO melaporkan bahwa 1 dari 4 remaja Indonesia berusia 16–24 tahun mengalami gangguan kesehatan jiwa. Masalah kesehatan mental ini memiliki korelasi erat dengan tren kekerasan seksual yang meningkat, terutama di lingkungan perguruan tinggi, di mana pelaku dan korbannya juga didominasi oleh usia produktif.

Tidak hanya itu, jeratan pinjaman online semakin menyulitkan generasi muda. OJK melaporkan bahwa 60 persen pinjaman online disalurkan kepada mereka yang berada dalam usia produktif. Sementara itu, judi daring mencatat transaksi hingga Rp300 triliun, menjadi ancaman serius bagi moralitas generasi muda. Semua masalah ini menunjukkan betapa pentingnya membangun ketahanan dalam keluarga untuk menghadapi tantangan yang ada.

Dr. Lailan menegaskan bahwa keluarga adalah instrumen utama dalam memperbaiki kerusakan tatanan sosial. Beliau mencontohkan bagaimana masyarakat Arab sebelum datangnya Islam berada dalam kondisi yang sangat rusak, tetapi Rasulullah memulai perubahan dari keluarga. Dengan memperjuangkan nilai-nilai yang kokoh, perubahan besar terjadi, dan tatanan yang rusak dapat diperbaiki.

Salah satu cara utama untuk menangani problematika sosial ini adalah dengan menumbuhkan ideologi yang kokoh dalam keluarga. Ideologi bukan hanya menjadi landasan dalam persyarikatan seperti Muhammadiyah, tetapi juga harus menjadi bagian dari kehidupan keluarga. Ideologi adalah gagasan luhur yang berisi keyakinan, cita-cita, dan perjuangan, yang dalam Muhammadiyah bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Ideologi memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengontrol perilaku seseorang. Dalam keluarga, ideologi menjadi ruh yang mengikat hubungan antar anggota keluarga, membentuk karakter kolektif, dan menjadi dasar filosofis dalam bertindak. Ketika ideologi disepakati, diyakini, dan diperjuangkan bersama, keluarga akan memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai ancaman eksternal.

Namun, realitas menunjukkan bahwa generasi Muhammadiyah yang tidak memiliki ideologi yang kokoh rentan digiring ke arah yang tidak menentu dan bahkan cenderung ekstrem. Tantangan disrupsi moral di era sekarang semakin menguatkan urgensi membangun ideologi dalam keluarga. Apalagi, perbedaan ideologi dalam keluarga sering kali mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan stabilitas hubungan antar anggota keluarga. Sebagai contoh, ketika ayah memiliki ideologi Muhammadiyah tetapi anak-anaknya mengikuti manhaj lain, konflik sering kali muncul.

Dr. Lailan juga mengingatkan bahwa keluarga yang abai terhadap ideologi berisiko menghadapi masalah radikalisasi pemikiran, polarisasi, hingga perpecahan generasi. Beliau menekankan bahwa ideologi keluarga harus berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an. Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 25, surga digambarkan sebagai balasan bagi keluarga yang shaleh, menunjukkan pentingnya ideologi kolektif yang membawa kesalehan. Sementara itu, Surat Ar-Rum ayat 21 menekankan pentingnya kasih sayang dalam rumah tangga, yang menjadi kunci menciptakan kenyamanan. Surat At-Tahrim ayat 6 mengingatkan agar keluarga dijaga dari siksa api neraka, sedangkan Surat Al-Baqarah ayat 233 menegaskan tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya.

Dr. Lailan juga memberikan contoh dari kehidupan pribadinya. Orang tua beliau, meskipun sudah sepuh, tetap memberikan nasihat kepada anak-anak mereka untuk menjaga nilai-nilai Muhammadiyah. Salah satu pesan yang terus mereka sampaikan adalah agar keluarga tidak meninggalkan Muhammadiyah sebagai ideologi perjuangan.

Beliau menegaskan bahwa ideologi Muhammadiyah harus diajarkan dalam keluarga melalui pendekatan bayani (tekstual), burhani (rasional), dan irfani (spiritual). Ideologi Muhammadiyah yang mengusung paham Islam Berkemajuan dan prinsip wasathiyah (moderat) menjadi panduan untuk membentuk keluarga yang kokoh di tengah tantangan zaman. Dengan menumbuhkan ideologi yang kuat, keluarga akan menjadi tempat yang penuh kasih sayang dan kedamaian, serta mampu menjadi benteng terakhir dalam menjaga moralitas generasi penerus.

Dr. Lailan mengakhiri kajiannya dengan optimisme bahwa perubahan besar dapat dimulai dari keluarga. Ketika keluarga memiliki ideologi yang kokoh, bukan hanya masalah sosial yang dapat diatasi, tetapi juga harapan untuk menciptakan generasi yang selamat dunia dan akhirat akan semakin nyata.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00