web stats
Home » UFK: Kebahagiaan Sejati adalah Senyawa Spiritual Berdasarkan Wahyu Ilahi

UFK: Kebahagiaan Sejati adalah Senyawa Spiritual Berdasarkan Wahyu Ilahi

by Indra Jaya Sutan Bandaro
0 comment

YOGYAKARTA,TABLIGH.ID- Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., (UFK) dalam khutbah Jum’at bertema Kimiya’ al-Sa’adah (Kimia Kebahagiaan) atau Menyusun Senyawa Kebahagiaan di Jalan Dakwah di Masjid Al Musannif Tabligh Institute Muhammadiyah pada Jumat, 3 Januari 2024, menekankan pentingnya memahami kebahagiaan sejati sebagai salah satu tema sentral yang telah dibahas oleh umat manusia sepanjang sejarah.

Beliau memulai khutbah dengan mengutip hadis Rasulullah SAW, yang menyatakan bahwa sebelum ruh ditiupkan ke dalam janin, Allah SWT telah menentukan takdir setiap manusia, termasuk apakah ia menjadi orang yang sa‘īd (bahagia) atau syaqī (celaka). Menghubungkan tema ini dengan pemikiran Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam karyanya yang berjudul Kimiyā’ al-Sa‘ādah, KH. Fathurrahman menjelaskan bahwa struktur kebahagiaan mirip dengan senyawa kimia.

Namun, ia menegaskan bahwa senyawa kebahagiaan sejati tidak dapat dirumuskan melalui eksperimen laboratorium atau teori material semata. “Kebahagiaan adalah senyawa spiritual yang hanya bisa dirumuskan melalui wahyu Ilahi, intuisi yang bersih, dan hati yang suci,” ujar beliau. Ia menambahkan, mereka yang mencoba memahami kebahagiaan hanya dengan pendekatan filsafat atau materialisme, tanpa melibatkan wahyu, adalah orang-orang yang muflis (bangkrut) secara spiritual.

KH. Fathurrahman kemudian mengutip firman Allah SWT dalam surat Qāf ayat 22, yang mengingatkan bahwa manusia sering lalai terhadap hakikat kehidupan selama berada di dunia. Kesibukan mengejar harta, kedudukan, dan popularitas sering kali membuat manusia melupakan kebenaran. Penyesalan baru muncul ketika semua tabir duniawi telah diangkat di akhirat, saat azab sudah berada di depan mata.

Dalam surat As-Sajdah, Allah SWT juga melukiskan dialog orang-orang yang telah melihat azab akhirat dan memohon untuk dikembalikan ke dunia agar dapat beramal saleh. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi karena azab adalah konsekuensi dari sumpah Allah bahwa neraka jahannam akan diisi oleh orang-orang yang mendustakan-Nya.

KH. Fathurrahman menegaskan, kebahagiaan sejati hanya dapat diraih melalui mujahadah (usaha sungguh-sungguh), tazkiyah al-nafs (pensucian jiwa), dan pembebasan diri dari akhlak tercela. Rasulullah SAW sendiri diutus untuk membacakan ayat-ayat Allah, menyucikan jiwa umatnya, dan mengajarkan kitab serta hikmah. Proses ini memungkinkan jiwa manusia untuk menemukan kebeningan dan kebahagiaan yang hakiki.

Beliau mengutip hikmah yang sering disampaikan:
“Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa rabbahu”
(“Siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia akan mengenal Tuhannya”).

KH. Fathurrahman menegaskan bahwa pemahaman ini memberikan landasan untuk membedakan hal-hal yang prinsip dan yang tidak dalam kehidupan. Dalam dakwah, kebahagiaan sejati tidak boleh diorientasikan hanya pada jabatan, harta, atau popularitas, tetapi pada upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberikan kontribusi terbaik bagi agama-Nya.

Sebagai teladan, beliau mengisahkan peristiwa Perang Mu’tah, di mana Abdullah bin Rawahah menunjukkan ketaatan luar biasa kepada Rasulullah SAW. Dalam pertempuran yang tidak seimbang, beliau tetap memilih untuk bertempur hingga gugur sebagai syuhada, menyadari bahwa kemenangan atau kesyahidan adalah dua jalan menuju kebahagiaan sejati.

KH. Fathurrahman mengingatkan bahwa Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Tetapi jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu.” (QS Muhammad: 36).

Beliau mengakhiri khutbah dengan mengajak jamaah untuk terus berusaha menyusun “kimia kebahagiaan” melalui iman, takwa, dan perjuangan di jalan Allah SWT. “Dakwah bukanlah untuk mencari kemuliaan duniawi, tetapi untuk meraih ridha Allah SWT,” tutupnya.

Khutbah ini memberikan pengingat mendalam bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai dengan menempatkan wahyu Ilahi sebagai panduan utama dalam hidup. Semoga umat Islam terus berusaha menyucikan jiwa dan meraih kebahagiaan hakiki yang diridhoi oleh Allah SWT.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00