GEMOLONG, TABLIGH.ID, 5 Januari 2025 – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., menghadiri Kajian Ahad Pagi yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gemolong. Selain memberikan tausiyah, beliau juga meresmikan Program Layanan Bina Keluarga Sakinah yang digagas untuk memperkuat ketahanan keluarga sebagai pondasi masyarakat Islami di era disrupsi.
Dalam sambutannya, KH. Fathurrahman Kamal menyampaikan kekhawatirannya terhadap fenomena kerapuhan keluarga modern. Menurut beliau, meskipun kehidupan modern menawarkan berbagai kemudahan, dampak negatifnya tidak dapat diabaikan. Kehidupan yang dulu penuh kehangatan, kebersamaan, dan nilai-nilai luhur kini berubah menjadi individualistis dan materialistis. Hubungan kekeluargaan menjadi longgar, dan nilai-nilai agama semakin tergerus oleh gaya hidup sekuler. Akibatnya, keluarga kehilangan makna dan rumah tangga tidak lagi menjadi tempat berlindung, melainkan kerap menjadi sumber masalah.
KH. Fathurrahman menegaskan pentingnya upaya sistematis dan terstruktur untuk mengembalikan keluarga ke posisi sakral dalam kehidupan masyarakat. Beliau menyebut keluarga sebagai “qiblat kehidupan,” yang harus menjadi pusat nilai-nilai Ilahiyah dan menjaga fitrah kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Yunus/10:87 yang memerintahkan Nabi Musa untuk menjadikan rumah sebagai tempat shalat dan pusat kehidupan beriman. Rumah, menurut beliau, harus menjadi tempat perlindungan dari tantangan kehidupan, baik dari luar maupun dari dalam, serta menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan bagi penghuninya.
Dalam ceramahnya, KH. Fathurrahman juga mengingatkan pentingnya menjadikan shalat sebagai bagian dari kehidupan keluarga. Mengutip sabda Rasulullah ﷺ yang menganjurkan agar sebagian shalat dilakukan di rumah, beliau menekankan bahwa rumah yang dipenuhi ibadah akan bercahaya dan menjadi pusat spiritualitas keluarga. Rumah yang demikian akan menjadi benteng dari pengaruh negatif dunia luar serta melahirkan generasi yang kokoh secara spiritual dan moral.
Beliau kemudian menguraikan empat prinsip yang harus ada dalam keluarga untuk mencapai keberkahan, yaitu sakinah sebagai ketenangan spiritual yang memberikan rasa aman, mawaddah sebagai cinta sejati yang tidak mudah pudar, rahmah sebagai empati dan kesabaran dalam menghadapi kelemahan pasangan, serta amanah sebagai tanggung jawab menjaga kepercayaan dan menjalankan peran dalam pernikahan. Menurut beliau, keempat prinsip ini adalah kunci untuk menjaga keluarga tetap kokoh dalam menghadapi tantangan zaman.
KH. Fathurrahman juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas peluncuran Program Layanan Bina Keluarga Sakinah di PCM Gemolong. Menurut beliau, ini adalah wujud nyata dari pelaksanaan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, yaitu membangun sistem ketahanan keluarga berbasis nilai-nilai Islam berkemajuan. Program ini dirancang untuk memberikan solusi bagi berbagai persoalan keluarga di masyarakat, baik di lingkungan Muhammadiyah maupun di luar komunitasnya.
Beliau menekankan pentingnya sinergi antara Majelis Tabligh, Aisyiyah, dan ortom lainnya dalam menjalankan program ini. Dengan pendekatan yang kontekstual dan solutif, program ini diharapkan mampu menjadi model pembinaan keluarga yang relevan dengan tantangan kehidupan modern. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memperkuat basis umat Muhammadiyah di tingkat akar rumput sekaligus menunjukkan peran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan yang hadir di tengah masyarakat.
Diakhir sambutannya, KH. Fathurrahman Kamal juga mendoakan keberkahan untuk Program Layanan Bina Keluarga Sakinah agar mampu menciptakan generasi keluarga yang kuat, tangguh, dan berlandaskan nilai-nilai Islam. Dengan semangat kebersamaan, program ini diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam mengokohkan peran Muhammadiyah sebagai pembawa perubahan positif di tengah masyarakat.