Yogyakarta, 17 Januari 2025 – Dalam upaya mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan umat, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) bersama Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting serta Pembinaan Masjid (LPCRPM) dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menggelar Workshop Pemberdayaan Masjid Muhammadiyah di Gedung Tabligh Institute, Yogyakarta.
Workshop ini bertujuan untuk mensinergikan program pemberdayaan masjid dan menjawab tantangan yang dihadapi dalam pengelolaannya. Dalam sambutannya, perwakilan LAZISMU menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk menciptakan program terintegrasi yang dapat memberdayakan masjid secara efektif.
Diskusi yang berlangsung menyoroti komitmen untuk mendirikan Kantor Layanan (KL) LAZISMU di setiap masjid Muhammadiyah. Langkah ini diharapkan dapat memadukan dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat. Model masjid percontohan akan diprioritaskan di lokasi yang mudah dijangkau, sehingga dapat menjadi acuan bagi masjid lainnya.
Ustadz Fathurrahman Kamal, Ketua Majelis Tabligh, menekankan perlunya kebijakan masjid yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ia memberikan contoh keberhasilan program pemberdayaan di KMM Gunung Kidul, yang berhasil mengelola dana masjid untuk mendukung dakwah di wilayah dengan pengaruh Salafi. Selain itu, CMM Malang Raya dan Masjid Raya Al-Falah di Sragen juga diakui sebagai model percontohan yang sukses.
Namun, workshop ini juga mencatat tantangan yang dihadapi, seperti kekurangan muballigh dan imam di banyak PCM. Beberapa masjid masih harus mengundang imam dari luar, terutama saat Ramadan. Program pelatihan seperti Akademi Marbot di Tegal menunjukkan potensi besar dalam memberdayakan masjid dari sisi pengelolaan ekonomi dan dakwah.
LPCR PP Muhammadiyah menekankan pentingnya integrasi keuangan masjid dengan KL LAZISMU. Sosialisasi kepada takmir masjid menjadi kunci untuk memperkenalkan KL LAZISMU sebagai kebutuhan primer dalam pengelolaan masjid.
Workshop ini ditutup dengan komitmen peserta untuk terus menyempurnakan kebijakan dan strategi pemberdayaan masjid Muhammadiyah. Fokus utama ke depan adalah memperkuat kolaborasi antar lembaga, memulai piloting masjid unggulan, serta memastikan distribusi muballigh dan imam yang sesuai dengan kebutuhan umat.
(Indra Jaya Sutan Bandaro)