web stats
Home » KH. Fathurrahman Kamal: Generasi Muda Butuh Sentuhan Dakwah yang Membumi

KH. Fathurrahman Kamal: Generasi Muda Butuh Sentuhan Dakwah yang Membumi

by Nalendra Putra Firdaus
0 comment

Lamongan, 07 Februari 2025 – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.A., menekankan pentingnya peran dakwah yang membumi dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya bagi generasi muda. Pernyataan ini disampaikan dalam kajian Jelang Ramadhan yang digelar di Masjid Ihyaaussunnah, Moropelang, Lamongan, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat pada Jumat (08/02).

Dalam tausiyahnya, KH. Fathurrahman Kamal mengungkapkan bahwa saat ini generasi muda tengah menghadapi pengaruh negatif yang dapat menjauhkan mereka dari nilai-nilai Islam. Bahkan, banyak yang memiliki ilmu, tetapi justru semakin jauh dari ajaran agama. “Saat ini, generasi muda sangat membutuhkan sentuhan kita. Mereka menghadapi berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai keislaman mereka. Ada yang memiliki banyak ilmu, tetapi justru semakin jauh dari Islam. Oleh karena itu, kita harus hadir untuk mereka dengan dakwah yang membumi dan menyentuh hati,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah yang berlandaskan pada ajaran Islam yang lurus. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah” (QS. Al-An’am: 153). Oleh karena itu, menurutnya, sangat disayangkan jika masih ada warga Muhammadiyah yang ragu terhadap identitas keislamannya.

“Bermuhammadiyah bukan sekadar pilihan organisasi, tetapi bagian dari pertaruhan keislaman dan jihad kita. Setiap orang yang hidup pasti berjuang, bahkan untuk bermaksiat pun membutuhkan upaya. Orang yang berzina butuh modal, pemabuk butuh uang, koruptor butuh strategi, dan orang yang ingin bermalas-malasan pun butuh tipu daya. Lalu, bagaimana mungkin kita mengharapkan surga tanpa perjuangan?” lanjutnya.

KH. Fathurrahman Kamal juga mengingatkan bahwa dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah dan khutbah, tetapi dapat dilakukan melalui berbagai peran dan profesi. “Mengajar di sekolah, bekerja di rumah sakit, bahkan menjadi donatur pun bagian dari dakwah. Seorang donatur yang memiliki kekayaan berlimpah harus menyadari bahwa memberi untuk dakwah adalah bagian dari jalan menuju surga. Jangan sampai masuk surga sendirian, tapi ajak orang lain untuk bersama-sama berjuang dalam jalan kebaikan,” pesannya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa kelompok-kelompok yang menentang Islam bergerak dengan sistematis dan terorganisir. Oleh sebab itu, Muhammadiyah harus memiliki strategi dakwah yang lebih baik dan tertata. “Gerakan Islamofobia, xenofobia, serta berbagai upaya untuk menghancurkan nilai-nilai Islam dijalankan dengan strategi yang matang. Mereka memiliki manajemen yang kuat, sehingga kita pun harus menghadapi mereka dengan strategi yang lebih baik,” tuturnya.

Sebagai contoh, ia menyinggung perjuangan umat Islam dalam menghadapi isu legalisasi perkawinan antaragama di Indonesia. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak legalisasi tersebut merupakan hasil perjuangan yang terstruktur dan melibatkan banyak pihak. “Keputusan ini bukan semata karena dalil agama, tetapi karena adanya strategi hukum yang kuat dan keterlibatan banyak pihak dalam persidangan. Jika tidak ada manajemen yang baik, maka perjuangan ini bisa saja gagal,” jelasnya.

KH. Fathurrahman Kamal juga mengingatkan adanya ancaman lain terhadap nilai-nilai Islam, seperti upaya untuk mengakui ateisme sebagai identitas resmi di Indonesia serta perubahan Undang-Undang Perkawinan agar tidak lagi menyebut “laki-laki dan perempuan,” melainkan “dua insan” seperti yang terjadi di Thailand. “Menghadapi tantangan semacam ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan ceramah atau debat publik. Kita harus menyusun strategi, mengatur kekuatan, dan mengelola perjuangan ini dengan baik,” tegasnya.

Sebagai penutup, ia menegaskan bahwa bermuhammadiyah bukan sekadar berorganisasi, tetapi juga merupakan bentuk perjuangan menuju surga. “Jika para pelaku maksiat saja memiliki manajemen yang rapi, bagaimana mungkin kita yang berjuang di jalan kebenaran tidak memiliki strategi yang lebih baik? Masuk surga pun perlu manajemen yang baik,” pungkasnya.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00