web stats
Home » Buka PIMMNAS ke-2 Majelis Tabligh Muhammadiyah, Kiyai Saad Tekankan Pentingnya Memahami Hidayah dalam Dakwah

Buka PIMMNAS ke-2 Majelis Tabligh Muhammadiyah, Kiyai Saad Tekankan Pentingnya Memahami Hidayah dalam Dakwah

by Nalendra Putra Firdaus
0 comment

Kasihan, Bantul – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A., secara resmi membuka Pelatihan Instruktur Muballigh Muhammadiyah Nasional (PIMMNAS) Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ke-2 di Pusdiklatbud Tabligh Institute, Kasihan, Bantul, pada 18 Februari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai wilayah Indonesia.

Dalam sambutannya, Saad Ibrahim menekankan bahwa dakwah atau tabligh menjadi faktor utama dalam penyebaran Islam di berbagai kawasan. Ia menyampaikan bahwa dakwah sebenarnya tidaklah rumit, sebab dalam diri manusia sudah ada potensi untuk menjadi baik, melalui hidayah yang diberikan oleh Allah SWT.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hidayah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Hidayah ad-Dhikiliyah yang melekat pada diri manusia dan Al-Hidayah al-Khorijiyah yang telah diciptakan oleh Allah SWT bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim yang menyebutkan bahwa Allah telah menetapkan takdir makhluk-Nya sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan alam semesta.

Saad Ibrahim juga menyoroti konsep Sunnatullah dan Dienullah. Sunnatullah merupakan hukum-hukum yang melekat pada makhluk, seperti darah manusia yang berwarna merah, sedangkan Dienullah adalah agama yang diturunkan dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam bersumber dari Al-Qur’an dan hadis yang maqbul.

Ia menambahkan bahwa peran muballigh dalam menyampaikan dakwah sangatlah besar. Ia mengisahkan sebuah hadis tentang seorang perempuan pelacur yang diampuni dosanya oleh Allah karena memberi minum seekor anjing kehausan. Dari sini, ia menekankan pentingnya setiap perbuatan baik, apalagi dalam berdakwah untuk mengajak orang lain ke dalam Islam.

Dalam kajiannya, ia juga membahas konsep hidayah yang diungkapkan dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 78-80, di mana Nabi Ibrahim menyatakan bahwa Allah adalah sumber hidayah, pemberi rezeki, dan penyembuh segala penyakit. Ia juga mengaitkan pemahaman ini dengan filsafat Yunani yang membedakan jasad dan jiwa, serta penciptaan manusia yang dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minun ayat 12-14.

Saad Ibrahim menegaskan bahwa manusia pada dasarnya baik hingga terbukti sebaliknya. Ia mengingatkan agar muballigh tidak mudah menghakimi seseorang sebagai kafir atau jahat, melainkan terus berusaha menyampaikan dakwah dengan baik. Dakwah, menurutnya, bertujuan menyambungkan potensi Hidayah ad-Dhikiliyah dengan Al-Hidayah al-Khorijiyah agar seseorang dapat memahami Islam secara lebih mendalam.

Di era modern dengan kemajuan teknologi, informasi mengenai Islam semakin terbuka. Ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang tinggi dan tidak dapat dikalahkan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa dosa adalah sesuatu yang terasa tidak nyaman di hati, sebagaimana orang yang pertama kali mencuri akan merasakan konflik batin sebelum akhirnya terbiasa.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi muballigh yang mampu menyampaikan dakwah secara efektif, membangkitkan kesadaran umat, dan mengoptimalkan potensi hidayah dalam diri setiap individu.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00