web stats
Home » Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab Tekankan Ketakwaan dan Rahmat di Bulan Ramadan

Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab Tekankan Ketakwaan dan Rahmat di Bulan Ramadan

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, JAKARTA – Ulama Dar El Ifta, Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab, dalam Kajian Tarhib Ramadhan yang digelar di Masjid At-Tanwir, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl. Menteng 62 Jakarta Pusat, pada 27 Februari 2025, menyampaikan pesan mendalam tentang hakikat Ramadan. Dalam kajian yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan diterjemahkan oleh Ustadz Adi Hidayat tersebut, Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab menekankan bahwa inti dari Ramadan adalah meningkatkan ketakwaan dan ibadah kepada Allah. Ibadah ini memiliki dua aspek utama, yaitu menghidupkan malam dengan qiyamul lail serta berpuasa dengan sungguh-sungguh di siang hari. Hal ini ditegaskan dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana tercatat dalam Shahih Al-Bukhari nomor hadis 38 dan Shahih Muslim, serta dilengkapi dalam Sunan At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Dalam kesempatan tersebut, Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab, yang juga didaulat menjadi Imam Masjid Al-Musannif Tabligh Institute Muhammadiyah selama Ramadan 1446 H, mengingatkan pentingnya kesungguhan dalam menjalankan ibadah puasa. Beliau menegaskan bahwa sekalipun seseorang baru bisa merasakan kesungguhan ibadah di akhir-akhir Ramadan, maka tetaplah berupaya karena Allah subhanahu wa ta’ala dengan rahmat-Nya akan mengampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan. Dalam syariat, bulan Ramadan dikenal sebagai bulan maghfirah (ampunan), di mana dosa-dosa yang telah lalu dihapuskan oleh Allah.

Lebih lanjut, Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab menjelaskan bahwa Ramadan layak disebut sebagai bulan rahmat ketika kita memahami kisah-kisah penting dalam riwayat yang memotivasi umat Islam untuk menyambutnya dengan penuh kesungguhan. Rahmat ini begitu besar karena umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut sebagai umat yang paling dikasihi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan, Nabi Musa ‘alaihis salam pernah merasa penasaran ketika Allah menyebut adanya umat yang sangat dikasihi-Nya. Awalnya, Nabi Musa mengira bahwa umat yang dimaksud adalah umatnya sendiri. Namun, Allah menegaskan bahwa umat yang dikasihi itu adalah umat Ahmad, yang merupakan salah satu nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki gelar Kalimullah, yaitu nabi yang diajak berbicara langsung oleh Allah. Sementara itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki gelar yang lebih istimewa, yaitu Habibullah, kekasih Allah yang dicintai-Nya. Nabi Musa ‘alaihis salam kemudian bertanya kepada Allah tentang perbedaan antara “diajak berbicara” dan “dicintai.” Allah pun menjawab bahwa seorang nabi yang diajak berbicara adalah sosok yang dalam setiap amalnya berharap mendapatkan rida Allah. Sedangkan seorang nabi yang dicintai, seperti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengerjakan sesuatu, Allah langsung menurunkan ridanya tanpa diminta.

Perbedaan ini juga tergambar dalam banyak ayat. Nabi Musa ‘alaihis salam sering kali memohon kepada Allah agar Dia rida kepadanya. Namun, dalam kasus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah justru memberikan rida-Nya hingga Nabi Muhammad sendiri merasa puas dan rida. Salah satu contoh nyata adalah dalam peristiwa perubahan arah kiblat, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 144:

“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai…”

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meminta secara langsung agar kiblat dipindahkan, tetapi Allah mengetahui keinginan beliau dan langsung mengabulkannya. Hal ini menunjukkan perbedaan besar antara seorang nabi yang hanya berharap rida Allah dengan seorang nabi yang langsung diberikan rida oleh-Nya.

Syeikh Ahmed Abdelhalim Khattab mendoakan agar umat Islam termasuk ke dalam golongan yang mendapatkan rahmat Allah di bulan Ramadan yang akan segera tiba. Beliau berharap semoga Allah subhanahu wa ta’ala menerima amal ibadah umat Islam dan mengampuni segala dosa yang telah lalu.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00