web stats
Home » Khutbah Jumat Syeikh Ahmed Abdel Halim di Masjid Al Musannif: Memaknai Keutamaan Ramadhan

Khutbah Jumat Syeikh Ahmed Abdel Halim di Masjid Al Musannif: Memaknai Keutamaan Ramadhan

by Redaksi
0 comment


TABLIGH.ID, YOGYAKARTA, 7 Maret 2025 – Ulama terkemuka dari Dar El Ifta Mesir, Syeikh Ahmed Abdel Halim, menyampaikan khutbah Jumat yang penuh makna di Masjid Al Musannif Tabligh Institute Muhammadiyah pada minggu pertama Ramadhan 1446 H.

Dalam khutbahnya, Syeikh Ahmed Abdel Halim mengawali dengan mengingatkan jamaah akan keutamaan bulan suci Ramadhan yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185, yang menegaskan bahwa Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Dengan penuh kekhusyukan, ia mengajak jamaah untuk memanfaatkan bulan penuh berkah ini dengan memperbanyak amal shalih dan mendekatkan diri kepada Allah.

Beliau juga menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ tentang keistimewaan Ramadhan sebagai bulan yang diberkahi. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan An-Nasa’i, Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa puasa di siang hari adalah kewajiban, sementara shalat malam menjadi sunnah yang sangat dianjurkan. Keutamaan setiap amal shalih yang dilakukan di bulan ini pun berlipat ganda, sebagaimana dalam hadis yang menyebutkan bahwa siapa yang melakukan satu kebaikan di bulan Ramadhan, pahalanya setara dengan kewajiban di luar Ramadhan, dan siapa yang menunaikan kewajiban di bulan ini, pahalanya setara dengan tujuh puluh kali kewajiban di bulan lainnya.

Syeikh Ahmed Abdel Halim juga mengingatkan tentang tiga fase utama dalam bulan Ramadhan, yakni awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Ia mengisahkan bagaimana Rasulullah ﷺ saat menaiki mimbar pada hari Jumat di bulan Ramadhan, mengucapkan “Amin” sebanyak tiga kali. Ketika para sahabat bertanya, beliau menjelaskan bahwa malaikat Jibril datang dan berdoa agar celakalah seseorang yang menemui bulan Ramadhan namun tidak mendapatkan ampunan Allah. Rasulullah ﷺ kemudian mengaminkan doa tersebut.

Khutbah juga menyoroti bahwa Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya terdapat malam-malam yang penuh ampunan dan pembebasan dari api neraka. Allah سبحانه وتعالى membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka setiap malam, dan di malam terakhir Ramadhan, jumlah orang yang dibebaskan setara dengan yang telah dibebaskan sepanjang bulan tersebut.

Selain itu, Syeikh Ahmed Abdel Halim menekankan bahwa puasa telah diwajibkan kepada umat-umat terdahulu sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183. Ia menjelaskan bahwa tujuan dari puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan, sebagaimana ditafsirkan oleh para sahabat, termasuk Imam Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dan Ibn Mas’ud رضي الله عنه yang mendefinisikan ketakwaan sebagai ketaatan kepada Allah tanpa kemaksiatan, mengingat-Nya tanpa melupakan-Nya, serta mensyukuri-Nya tanpa mengingkari-Nya.

Khutbah kemudian beralih pada pembahasan tentang hari ketujuh Ramadhan, yang bertepatan dengan Jumat pertama di Al-Azhar, lembaga keilmuan Islam yang telah berdiri lebih dari seribu tahun. Syeikh Ahmed Abdel Halim menekankan peran penting Al-Azhar dalam mengajarkan Al-Qur’an, sunnah Nabi, serta ilmu-ilmu Islam lainnya.

Menutup khutbahnya, beliau mengingatkan bahwa Rasulullah ﷺ menjalani sembilan kali Ramadhan sejak diwajibkannya puasa pada tahun kedua hijriyah hingga wafatnya pada tahun kesebelas hijriyah. Dalam periode tersebut, generasi sahabat dididik menjadi umat yang rabbani, sebagaimana perintah Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 79. Mereka menjadi umat terbaik yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Syeikh Ahmed Abdel Halim juga menegaskan bahwa waktu di bulan Ramadhan berlalu dengan cepat. Ia mengajak jamaah untuk memanfaatkannya dengan memperbanyak ketaatan, ibadah, dan doa. Sebab, dalam sabda Rasulullah ﷺ, doa orang yang berpuasa adalah doa yang mustajab, sebagaimana juga doa orang yang terzalimi dan doa seorang musafir. Hal ini diperkuat dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 186 yang menegaskan bahwa Allah selalu dekat dan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.

Di akhir khutbah, beliau mengingatkan tentang keutamaan hari Jumat, di mana terdapat waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa tidaklah seorang Muslim berdiri melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah pada waktu tersebut, kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya.

Khutbah Jumat yang disampaikan oleh Syeikh Ahmed Abdel Halim ini meninggalkan kesan mendalam bagi para jamaah Masjid Al Mushannif. Mereka diajak untuk merenungi dan mengamalkan nilai-nilai Ramadhan dengan lebih sungguh-sungguh, sehingga bulan yang penuh berkah ini benar-benar menjadi sarana untuk meraih ketakwaan dan keberkahan dari Allah سبحانه وتعالى.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00