TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – 8 Maret 2025-Dalam kajian tarawih yang digelar di Masjid Al Musannif Tabligh Institute Muhammadiyah, Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Waluyo, Lc., M.A., membahas pentingnya penerapan ekonomi Islam dalam mengatasi krisis ekonomi. Dalam kajiannya, ia menyoroti berbagai persoalan ekonomi yang terjadi akibat sistem yang tidak sesuai dengan syariat Islam, terutama dalam hal riba.
Dalam pemaparannya, Dr. Waluyo menjelaskan bahwa riba merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Ia mengutip firman Allah ﷻ dalam Al-Qur’an, surat al Baqarah ayat 275 yang menggambarkan bagaimana para pelaku riba seperti orang yang sempoyongan karena kerasukan setan. Hal ini menegaskan bahwa sistem ekonomi berbasis riba tidak akan pernah stabil dan cenderung menimbulkan krisis.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dampak buruk riba terhadap perekonomian sangat nyata. Salah satu dampaknya adalah menghambat investasi dan produksi. Semakin tinggi suku bunga bank, semakin sedikit masyarakat yang mau berinvestasi di sektor riil, sehingga produksi barang dan jasa menurun dan menyebabkan kelangkaan serta kenaikan harga. Selain itu, riba juga berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Ketika investasi rendah, perusahaan-perusahaan sulit berkembang dan banyak tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pabrik yang tutup akibat kesulitan modal akibat tingginya bunga pinjaman.
Selain itu, Dr. Waluyo juga menyoroti bagaimana riba berkontribusi terhadap pelemahan mata uang dan daya beli masyarakat. Negara yang terlalu bergantung pada impor akan terus mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Jika harga barang terus naik sementara pendapatan masyarakat stagnan, maka daya beli masyarakat akan semakin menurun, yang pada akhirnya mengarah pada kemiskinan kolektif.
Dalam kajian tersebut, Dr. Waluyo juga mengingatkan bahwa Rasulullah ﷺ telah dengan tegas melaknat para pelaku riba, baik yang memakan, memberi, mencatat, maupun menjadi saksi transaksi riba. Hal ini menunjukkan bahwa riba tidak hanya haram bagi pelakunya secara langsung, tetapi juga bagi semua pihak yang terlibat dalam sistem tersebut.
Sebagai solusi dari problem ekonomi yang dihadapi saat ini, Dr. Waluyo menekankan pentingnya kembali kepada sistem ekonomi Islam. Ia menjelaskan bahwa ekonomi Islam dibangun di atas prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba, dorongan terhadap investasi dan produksi, serta penguatan mata uang melalui peningkatan ekspor. Sistem ini tidak hanya akan memberikan kestabilan ekonomi, tetapi juga menciptakan kesejahteraan bagi umat secara menyeluruh.
Dalam upaya menerapkan ekonomi Islam, Dr. Waluyo mengajak masyarakat untuk memulainya dari lingkungan terdekat. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan koperasi syariah yang dapat membantu permodalan usaha tanpa melibatkan riba. Selain itu, ia juga mendorong generasi muda untuk lebih aktif dalam dunia usaha dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Menurutnya, kesadaran akan pentingnya ekonomi Islam perlu terus ditingkatkan melalui kajian dan pendidikan agar semakin banyak masyarakat yang memahami dan menerapkan sistem ekonomi yang sesuai dengan syariat.
Sebagai penutup, Dr. Waluyo kembali mengingatkan firman Allah ﷻ yang menegaskan bahwa Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Ia berharap kajian ini dapat memberikan pencerahan bagi umat Islam mengenai pentingnya sistem ekonomi Islam serta mendorong mereka untuk mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
