web stats
Home » Meneguhkan Islam Washatiyah di Tengah Dinamika Pemikiran Keagamaan

Meneguhkan Islam Washatiyah di Tengah Dinamika Pemikiran Keagamaan

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, Yogyakarta – Islam sebagai agama yang moderat (wasathiyah) menuntun umatnya untuk memahami ajaran agama dengan ilmu yang mendalam dan rujukan yang otoritatif. Prinsip ini menjadi sorotan dalam Daurah Ilmiah dalam Dakwah dan Ifta yang diselenggarakan di Tabligh Institute Muhammadiyah pada 16 Maret 2025. Syeikh Ahmad Abdelhalim Khattab, ulama Aminul Fatwa Dar El Ifta Mesir, menegaskan bahwa tantangan utama umat Islam saat ini adalah kecenderungan memahami agama secara instan tanpa melalui proses belajar yang sistematis dan sanad keilmuan yang jelas.

Menurutnya, Islam washatiyah bukan hanya soal keseimbangan dalam sikap, tetapi juga dalam metodologi berpikir. Pemahaman agama yang benar harus berlandaskan pada Al-Qur’an, hadis, serta disiplin ilmu seperti tafsir, fiqh, dan ushul fiqh. “Banyak yang mempelajari agama dari sumber-sumber yang tidak otoritatif, tanpa melalui kitab-kitab dasar yang seharusnya menjadi rujukan awal,” ujar Syeikh Ahmad.

Dalam sesi pemaparannya, ia menekankan bahwa konteks sosial harus menjadi pertimbangan utama dalam memahami ajaran Islam. Tidak semua keputusan keagamaan yang berlaku di satu negara dapat diterapkan begitu saja di negara lain tanpa mempertimbangkan budaya, kondisi sosial, serta tradisi hukum yang berkembang. “Keberagaman dalam penerapan hukum Islam adalah realitas yang tidak bisa diabaikan. Kita harus bijak dalam menyikapi perbedaan tanpa mudah menghakimi,” lanjutnya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang wasath (moderat) agar kamu menjadi saksi atas manusia.” (QS. Al-Baqarah: 143). Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam harus mengambil jalan tengah yang adil dalam memahami dan menerapkan ajaran agama.

Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, menambahkan bahwa semangat washatiyah harus tercermin dalam tradisi keilmuan umat Islam. Salah satu tantangan besar saat ini adalah menurunnya minat generasi muda dalam mendalami ilmu agama secara mendalam. “Banyak yang lebih tertarik dengan informasi instan daripada belajar langsung kepada ulama yang memiliki sanad keilmuan yang jelas,” ujarnya.

Ia mencontohkan bagaimana dirinya yang merupakan alumni Universitas Islam Madinah tetap terbuka untuk belajar dari ulama Al-Azhar. “Dalam keilmuan, kita tidak boleh merasa cukup dengan satu perspektif saja. Selama berada dalam koridor Ahlus Sunnah wal Jamaah, perbedaan harus menjadi kekayaan, bukan pemicu perpecahan,” tegasnya.

Daurah ini kembali menegaskan pentingnya Islam washatiyah dalam menghadapi dinamika pemikiran keagamaan di era modern. Pemahaman agama yang mendalam, terbuka terhadap perbedaan, dan tetap berpegang pada prinsip keilmuan yang kuat adalah kunci bagi umat Islam untuk tetap berada di jalur yang lurus, menjaga harmoni, dan memberikan solusi bagi peradaban.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00