web stats
Home » Quranic Staycation sebagai Ruang Akrab dengan Al-Qur’an

Quranic Staycation sebagai Ruang Akrab dengan Al-Qur’an

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan pentingnya mendekatkan generasi muda dengan Al-Qur’an dalam suasana yang lebih santai dan inklusif. Hal tersebut disampaikan saat membuka kegiatan Quranic Staycation di Tabligh Institute Muhammadiyah pada 19 Maret 2025. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar Muhammadiyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengusung konsep iktikaf yang dikemas dengan pendekatan modern.

“Kami ingin memberikan ruang bagi remaja dan anak muda untuk lebih akrab dengan Al-Qur’an, memahami isinya dengan metode yang relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Menurutnya, Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang berat atau sulit dipahami, melainkan harus menjadi bagian dari keseharian umat Islam. Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang agar lebih interaktif dan tidak terbatas di ruang tertutup. “Kami ingin menghadirkan suasana yang nyaman, misalnya dengan diskusi di ruang terbuka seperti rooftop, sehingga pembelajaran Al-Qur’an menjadi lebih hidup dan menyenangkan,” tambahnya.

Meneladani Para Sahabat dalam Memahami Al-Qur’an

Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan tentang bagaimana para sahabat Rasulullah dahulu ditegur Allah terkait kekhusyukan mereka dalam mengingat keagungan-Nya. “Ibn Mas’ud pernah mengatakan bahwa usia keislaman para sahabat kala itu tidak lebih dari empat tahun. Pertanyaannya, sudah berapa lama kita hidup dengan Al-Qur’an? Sejauh mana kitab suci ini telah mewarnai cara berpikir, bersikap, dan menjalani kehidupan kita?” ungkapnya.

Ia juga mengangkat kisah K.H. Ahmad Dahlan sebagai sosok yang menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam gerakan dakwahnya. “Beliau tidak hanya mengajarkan Surah Al-Ma’un dan Al-Asr dengan lisan, tetapi juga mengamalkannya dalam tindakan nyata. Inilah yang menjadikannya sebagai The Living Quran,” katanya.

Menyediakan Ruang Dakwah yang Inklusif

Lebih lanjut, Ketua Majelis Tabligh menekankan pentingnya menyediakan ruang dakwah yang inklusif bagi generasi muda. Salah satu inovasi yang dihadirkan dalam program ini adalah pembuatan kafe dakwah dan fasilitas olahraga agar anak muda merasa nyaman dalam belajar Islam.

“Pendekatan dakwah tidak harus selalu formal dan dogmatis. Bisa dilakukan dengan suasana yang santai dan berbasis diskusi. Kita bisa belajar dari tokoh seperti Amr Khalid, seorang dai Timur Tengah yang memiliki 58 juta pengikut berkat gaya penyampaiannya yang ringan namun penuh makna,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dakwah harus merambah dunia digital agar lebih efektif dalam menjangkau anak muda. “Kita harus mengisi ruang-ruang digital dengan narasi keislaman yang menarik. Bagi yang siap bergerak, kami akan dukung sepenuhnya. Bagi yang belum siap, tetaplah bersama kami dan terus berkembang,” ujarnya.

Optimisme terhadap Generasi Muda

Di tengah stigma negatif yang kerap disematkan kepada generasi muda, Ketua Majelis Tabligh justru melihat potensi besar dalam diri mereka. “Sebutan generasi strawberry, generasi lemah, atau mudah stres sering kita dengar. Tapi, saya tidak sepakat dengan itu. Jika dibandingkan dengan zaman jahiliah, tantangan saat ini masih jauh lebih ringan,” tegasnya.

Menurutnya, anak muda saat ini memiliki kreativitas tinggi dan mampu berinovasi dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, daripada meratapi kondisi zaman, lebih baik melihatnya sebagai peluang untuk berbuat kebaikan.

Membangun Generasi dengan Takwa dan Narasi Positif

Di akhir sesi, ia menyampaikan dua kunci utama dalam membimbing generasi muda agar menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter siantaranya adalah ketakwaan kepada Allah, karena dengan ketakwaan, Allah akan memberikan jalan keluar dari berbagai kesulitan dan mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. berikutnya adalah Al-Qaul As-Sadid (Narasi yang Lurus dan Positif) – Ucapan yang baik, narasi yang jernih, dan komunikasi yang membangun menjadi kunci dalam membentuk generasi masa depan.

    “Jika para senior berpegang teguh pada ketakwaan dan ucapan yang lurus, maka generasi berikutnya akan tumbuh dengan baik tanpa harus selalu diawasi. Inilah misi kaderisasi yang harus kita jalankan bersama,” pungkasnya.

    You may also like

    Leave a Comment

    MAJELIS TABLIGH

    PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

    MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

    Newsletter

    Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

    @2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?
    -
    00:00
    00:00
    Update Required Flash plugin
    -
    00:00
    00:00