web stats
Home » Menjaga Fitrah dan Memurnikan Tauhid: Pesan Dr. Hakimuddin Salim dalam Quranic Staycation

Menjaga Fitrah dan Memurnikan Tauhid: Pesan Dr. Hakimuddin Salim dalam Quranic Staycation

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Di hadapan peserta Quranic Staycation yang digelar pada 19 Maret 2025 di Gedung Pusdiklatbud Tabligh Institute Muhammadiyah, Dr. Hakimuddin Salim, Lc., M.A. membentangkan gagasannya tentang makna agama dalam sesi tadabbur QS. Ar-Rum: 30. Kepada para peserta, yang mayoritas berasal dari Generasi Z, ia mengajak mereka menelusuri hakikat fitrah manusia dan kedudukan tauhid sebagai fondasi keislaman.

“Ketika seseorang mengaku sebagai Muslim, ia harus tunduk dan patuh terhadap aturan yang ditetapkan Allah,” ujarnya. Ia lalu mengutip QS. Ar-Rum: 30 yang menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan fitrah. Fitrah, dalam pemahamannya, bukan sekadar kesucian, melainkan juga modal kebaikan yang dimiliki setiap manusia, terlepas dari latar belakangnya.

Ia bercerita tentang pengalaman pribadinya saat membina majelis taklim bagi remaja dengan latar belakang keras. Mereka kerap dicap sebagai preman dan dianggap tak berpeluang berubah. Namun, suatu ketika, saat ia jatuh sakit, para remaja itu justru datang menjenguknya. “Banyak orang menghakimi mereka, padahal fitrah kebaikan itu masih ada. Hanya perlu disentuh dengan cara yang tepat,” katanya. Ia menegaskan, pendekatan yang lembut dan tidak menghakimi justru lebih efektif dalam mengajak seseorang kembali kepada kebaikan.

Selain dimaknai sebagai kesucian, fitrah juga berarti ciptaan Allah. Pemahaman ini, menurutnya, seharusnya melahirkan kepatuhan. “Bagaimana mungkin seseorang yang menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Allah justru melawan-Nya?” katanya. Kesadaran ini seharusnya membuat seorang Muslim tak malas beribadah dan tak tergoda melakukan hal-hal yang dilarang.

Dalam ceramahnya, Dr. Hakimuddin Salim juga menyoroti kedudukan tauhid sebagai prinsip utama dalam Islam. Tauhid, katanya, bukan sekadar pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tetapi juga memastikan bahwa ibadah hanya ditujukan kepada-Nya. Ia menyinggung kesalahan umum dalam memahami tauhid yang terjadi sepanjang sejarah. “Kaum musyrikin Quraisy tidak menolak keberadaan Allah sebagai Pencipta. Yang mereka lakukan adalah menjadikan perantara dalam ibadah,” ujarnya.

Menurutnya, fenomena serupa masih berlangsung hingga kini dalam berbagai bentuk. “Menggantungkan harapan kepada selain Allah, meminta perlindungan kepada selain-Nya, atau mempercayai bahwa ada makhluk yang memiliki kekuatan di luar kehendak Allah—semua itu bentuk penyimpangan dalam tauhid,” katanya.

Di akhir sesi, ia menekankan pentingnya menjaga kemurnian tauhid. “Jika tauhid kita benar, kita tidak akan takut pada apa pun selain Allah,” ujarnya. Ia mencontohkan ketakutan sebagian orang terhadap kuburan atau tempat-tempat angker. “Takut seperti itu muncul karena tauhidnya lemah,” katanya. Dengan pemahaman tauhid yang benar, seseorang akan lebih berani, lebih tenang, dan lebih teguh dalam menjalani kehidupan.

Melalui pemaparannya, Dr. Hakimuddin Salim mengajak para peserta untuk tak sekadar memahami konsep fitrah dan tauhid sebagai teori, melainkan menjadikannya sebagai prinsip hidup yang membentuk karakter seorang Muslim sejati.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00