TABLIGH.ID, MESIR – Pada awal bulan Februari 2025, Lembaga Akademi Al-Azhar Bidang Riset Islam memulai sebuah program pelatihan internasional bertajuk “Daurah Tadrīb ad-Du‘āt wal-A’immah lil-Wāfidīn”, yang berarti Pelatihan Da’i dan Imam bagi Orang Asing (non-Mesir). Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Majma‘ al-Buḥūts al-Islāmiyyah (Islamic Research Academy), Kairo, Republik Arab Mesir, dan berlangsung selama kurang lebih dua bulan, sejak awal Februari hingga akhir Maret 2025.
Program ini diikuti oleh sekitar 60 peserta yang berasal dari tujuh negara: Aljazair, India, Indonesia, Sudan, Tanzania, Togo, dan Yaman. Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang bekerja sama dengan Institut Al-Akhyar milik Ustaz Adi Hidayat, mengirimkan delapan orang delegasi dari berbagai daerah, diantara 3 utusan adalah Nur Furqon Nasrullah, Lc. (MT PDM Mojokerto), Fakhruddin Lubis, M.H. (MT PDM Surabaya), Baharudin M Izhar, M.Pd (PDM Depok)
Program Berbasis Ilmu, Dakwah, dan Pembentukan Karakter
Pelatihan ini memiliki fokus utama pada pembekalan intelektual, spiritual, dan emosional bagi para da’i dan imam. Akademi Al-Azhar menyajikan berbagai materi yang dibagi ke dalam sejumlah bidang utama, seperti Bahasa Arab dan cabang-cabangnya, Ushuluddin, Syari’ah, serta ilmu komunikasi. Selain itu, para peserta juga dibekali dengan ilmu dakwah kontemporer, seperti cara membuat konten dakwah dalam bentuk foto, flyer, maupun video.
Tak hanya itu, peserta juga diajarkan mengenai sejarah dan perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), serta tantangan-tantangan yang menyertainya. Materi lain yang diajarkan meliputi cara bersikap dan berinteraksi dengan penyandang disabilitas, serta pengetahuan dasar mengenai penanganan pertama dalam kecelakaan.
Dalam bidang Bahasa Arab, para peserta mempelajari kaidah dasar seperti ilmu nahwu, sharaf, dan balaghah. Sementara itu, dalam bidang Ushuluddin, diajarkan materi tentang akidah, ilmu manthiq (logika), tasawuf Islami, tafsir tahlili dan maudhu‘i, ilmu hadis dan musthalah-nya, fenomena ateisme beserta seluk-beluknya, serta problematika keyakinan dan pemikiran kontemporer beserta metode bantahan dan pelurusannya.
Pada aspek dakwah, peserta mempelajari teori dan metode dakwah, serta prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh seorang da’i dalam perjalanan dakwah yang panjang. Dalam bidang Syari’ah, diajarkan bab ibadah, muamalah, ahwal syakhsiyyah, serta ilmu mawaris (faraidh).

Proses Pembelajaran Intensif dan Penguatan Literasi
Program ini berlangsung lima hari setiap pekan, mulai Ahad hingga Kamis, dari pukul 10.00 hingga 14.30 waktu lokal Kairo (WLC). Setiap materi diajarkan oleh para profesor dan doktor yang merupakan pakar di bidangnya. Hal ini membuat para peserta sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, meskipun beberapa pengajar menggunakan dialek Arab ‘Amiyah khas Mesir. Kendala bahasa tersebut justru menjadi tantangan menarik yang mendorong peserta untuk terus belajar dan memahami lebih dalam.
Selain program harian, ada pula program mingguan berupa ujian penguasaan kitab. Setiap peserta diwajibkan menguasai beberapa kitab yang menjadi materi ujian, antara lain:
- Kitab An-Naba’ al-‘Aẓīm karya Syaikh Abdullah Darraz, yang membahas secara mendalam tentang kemukjizatan Al-Qur’an.
- Kitab ‘Abqariyyatu Muhammad karya Mahmud Abbas Al-‘Aqqad, yang menyoroti kejeniusan Nabi Muhammad ﷺ dari sudut pandang humanistik dan historis.
- Kitab Ḥiwār ma‘a Ṣadīqī al-Mulḥid karya Musthafa Mahmud, yang merupakan dialog intelektual dengan seorang ateis.
Ketiga kitab tersebut diuji secara lisan dan tulisan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memantik semangat literasi dan minat membaca serta memperdalam pemahaman terhadap literatur Islam klasik dan kontemporer.

Pembentukan Karakter melalui Sistem Kelompok Internasional
Hal menarik dari program ini adalah sistem pembelajaran berbasis kelompok. Setiap peserta dibagi menjadi beberapa kelompok lintas negara, dan setiap kelompok dipimpin oleh satu orang ketua. Ketua kelompok bertanggung jawab menjadi perantara antara peserta dan panitia penyelenggara.
Jika ada anggota kelompok yang berhalangan hadir karena suatu keperluan atau udzur, maka ia wajib meminta izin kepada ketua kelompok. Selain itu, setiap kelompok diwajibkan mengadakan kegiatan belajar malam dan shalat berjamaah bersama. Aktivitas tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk foto atau video, lalu diunggah ke grup WhatsApp masing-masing yang dipantau langsung oleh supervisor daurah, Dr. Musthofa Ulwan.
Aturan lainnya adalah mengenai posisi duduk di kelas: peserta tidak diperkenankan duduk berdampingan dengan peserta dari negara asal yang sama. Hal ini bertujuan agar para peserta saling mengenal dan membangun ukhuwah lintas negara.
Fasilitas dan Penutupan Program
Untuk mendukung fokus belajar, pihak Al-Azhar menyediakan berbagai fasilitas penunjang. Semua kebutuhan sandang, pangan, dan papan disiapkan dengan baik. Selama bulan Ramadan, setiap peserta diberikan uang saku sekitar 600 ribu rupiah. Makan sehari-hari dan tempat tinggal pun disediakan dengan sangat layak dan memuaskan.
Pada akhir program, setiap peserta diberikan jubah dan kopiah khas Al-Azhar yang digunakan dalam acara penutupan yang digelar pada Kamis terakhir di bulan Maret 2025. Sehari sebelumnya, peserta mengikuti ujian akhir yang terdiri dari sekitar 150 soal melalui Google Form, mencakup seluruh materi yang telah diajarkan selama pelatihan.
Setelah prosesi pembagian sertifikat, setiap peserta juga diberikan sejumlah kitab terbitan Lembaga Riset Al-Azhar sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi dan semangat belajar mereka. Jumlah kitab yang diterima sangat banyak, hingga beratnya mencapai kurang lebih 15 kilogram.

Syukur Mendalam atas Pengalaman Tak Terlupakan
Sebagai peserta dalam program ini, kami menyampaikan rasa syukur yang mendalam kepada Allah Swt., serta terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memungkinkan kami mengikuti program luar biasa ini, khususnya Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Institut Al-Akhyar di bawah asuhan Ustaz Adi Hidayat.
Lewat program ini, kami dapat menyegarkan kembali pemahaman terhadap ilmu, iman, dan Islam bersama para peserta dari enam negara lainnya. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga, penuh makna, dan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Semoga ilmu yang diperoleh membawa manfaat luas bagi dakwah Islam di tanah air.