TABLIGH.ID, SLEMAN — Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., menegaskan pentingnya ilmu sebagai fondasi utama dalam membangun kemajuan umat dan bangsa. Hal tersebut ia sampaikan saat mengisi Pengajian Akbar dan Silaturahim Warga Muhammadiyah Depok Sleman di Masjid Jenderal Sudirman, Caturtunggal, Sleman, Ahad (5/5).
“Dalam Islam, kemajuan tidak hanya diukur dari aspek materi atau kekuasaan, tetapi harus berakar pada ilmu yang benar dan bermanfaat. Ilmu adalah kunci utama kemajuan, sedangkan kebodohan adalah sumber kemunduran dan keterbelakangan,” ujar KH. Fathurrahman.
Ia menekankan bahwa masyarakat yang ingin maju harus menempatkan ilmu sebagai dasar dalam segala aspek kehidupan, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun keagamaan. Menurutnya, peradaban Islam yang maju dibangun atas kesadaran kolektif terhadap pentingnya ilmu dan pengamalannya secara bijak.
Lebih lanjut, KH. Fathurrahman memaparkan bahwa Muhammadiyah telah menjadi contoh konkret dalam menjadikan ilmu sebagai alat kemajuan umat. Melalui pendirian sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan berbagai amal usaha lainnya, Muhammadiyah berupaya membentuk masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan sosial.
“Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman yang moderat dan progresif. Dengan demikian, generasi yang dihasilkan mampu bersaing di era global tanpa kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslim,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti peran amal usaha Muhammadiyah sebagai manifestasi nyata dari ilmu yang diterapkan untuk kemaslahatan umat. Rumah sakit Muhammadiyah, misalnya, tidak hanya berfungsi sebagai tempat layanan medis, tetapi juga sebagai pusat pelayanan kesehatan berbasis nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Panti asuhan Muhammadiyah, lanjutnya, menjadi tempat perlindungan dan pengembangan anak-anak yatim dan dhuafa agar memiliki masa depan yang lebih baik.
Menurut KH. Fathurrahman, kemajuan dalam perspektif Islam tidak semata-mata berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, melainkan juga mencakup peningkatan kualitas hidup dan keadaban sosial. Oleh karena itu, ilmu harus disertai dengan etika dan tanggung jawab moral. “Ilmu tanpa amal dan tanpa etika hanya akan menjadi sia-sia, bahkan bisa membahayakan,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya umat Islam dan warga Muhammadiyah, untuk menjadikan ilmu sebagai investasi jangka panjang yang mampu menjawab tantangan zaman. “Kemajuan yang sejati adalah kemajuan yang berkelanjutan, berlandaskan pada ilmu, dan dibingkai dengan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, serta tanggung jawab sosial,” pungkasnya.