web stats
Home » Sawalan dan Halal Bihalal: Tradisi Persaudaraan yang Layak Diakui Dunia

Sawalan dan Halal Bihalal: Tradisi Persaudaraan yang Layak Diakui Dunia

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, SLEMAN — Tradisi sawalan dan halal bihalal bukan hanya seremoni pasca-Ramadan, tetapi merupakan warisan budaya bernilai tinggi yang mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., saat mengisi Pengajian Akbar dan Silaturahim Warga Muhammadiyah Depok di Masjid Jenderal Sudirman, Caturtunggal, Sleman, pada Ahad (5/5).

“Tradisi ini bukanlah ibadah khusus yang memiliki dalil syar’i secara langsung, melainkan produk budaya yang lahir dari kebutuhan sosial untuk memperkuat ukhuwah dan mempererat persaudaraan,” ujar Ustadz Fathur, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ia menekankan bahwa sawalan dan halal bihalal menjadi momentum penting untuk saling memaafkan, menyatukan perbedaan, serta memperbaharui niat dalam menjalankan kehidupan beragama dan bermasyarakat.

“Tradisi ini memiliki nilai sosial dan budaya yang sangat tinggi, karena mampu menyatukan berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang politik, suku, maupun golongan,” jelasnya.

Lebih jauh, Ustadz Fathur menyampaikan gagasannya agar tradisi ini diusulkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Menurutnya, sawalan dan halal bihalal adalah tradisi unik yang hanya dimiliki oleh Indonesia dan tidak ditemukan di negara-negara lain, baik di Eropa, Australia, Afrika, maupun Asia Barat.

“Tradisi ini merupakan cerminan karakter masyarakat kita yang penuh dengan semangat persatuan dan toleransi. Pengakuan dari UNESCO akan memperkuat posisi tradisi ini sebagai simbol kebersamaan dan harmoni dalam keberagaman,” ujarnya.

Lebih dari sekadar seremoni tahunan, Ustadz Fathur menekankan bahwa halal bihalal adalah sarana efektif dalam membangun masyarakat yang damai dan harmonis. Ia mengajak warga Muhammadiyah, khususnya di Depok, untuk terus menjaga dan merawat tradisi ini.

“Tradisi ini adalah bagian dari identitas budaya kita yang kaya dan bermakna, serta menjadi wujud nyata nilai-nilai Islam yang mengedepankan kasih sayang, persaudaraan, dan perdamaian,” pungkasnya.
[22.42, 4/5/2025] Indra Jaya Sofyan:

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00