TABLIGH.ID, YOGYAKARTA— Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Askuri Ibnu Chamim, M.Si., mengingatkan pentingnya menjadikan Idul Adha sebagai momentum memperkuat ketakwaan dan semangat kepedulian sosial. Hal ini disampaikannya dalam khutbah Jumat di Masjid Al Musannif, Tabligh Institute Muhammadiyah, pada Jumat (30/5/2025).
“Beberapa hari lagi kita akan menyongsong salah satu hari raya besar dalam Islam, yaitu Iduladha,” ujar Dr. Askuri. “Iduladha merupakan momentum keagamaan yang menjadi tradisi umat Islam dari masa ke masa, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah kurban, sekaligus mencerminkan spirit sosial yang tinggi.”
Dalam khutbahnya, ia menegaskan bahwa ibadah kurban merupakan wujud dari ketakwaan seorang hamba kepada Allah. Hal ini telah dicontohkan sejak masa awal peradaban manusia, seperti dalam kisah putra-putra Nabi Ādam ‘alaihissalām, yaitu Qabil dan Habil, yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mā’idah ayat 27.
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Mā’idah: 27)
Menurutnya, kisah tersebut menunjukkan bahwa keikhlasan dan ketakwaan menjadi syarat utama diterimanya amal ibadah. Bukan besarnya hewan kurban yang menjadi ukuran, melainkan ketulusan hati dalam menjalankan perintah Allah.
Dr. Askuri juga mengingatkan jamaah untuk meneladani penghambaan yang tulus dari Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail ‘alaihimassalām. Kisah pengorbanan keduanya sebagaimana tertuang dalam Surat As-Saffāt menggambarkan tingkat keikhlasan dan kepatuhan tertinggi seorang hamba kepada Rabb-nya.
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffāt: 102)
“Dialog antara Ibrahim dan Ismail adalah puncak dari etika ibadah: keikhlasan, kesabaran, dan ketundukan total kepada perintah Allah,” tegasnya.
Khutbah tersebut ditutup dengan ajakan agar umat Islam memaknai Idul Adha bukan semata sebagai ritual tahunan, tetapi sebagai sarana memperbaharui ketakwaan dan komitmen sosial, sebagaimana dicontohkan para nabi dan orang-orang saleh terdahulu.