TABLIGH.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dalam sebuah seremoni yang digelar di Convention Hall Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu, 25 Juni 2025. Peluncuran ini didasari kajian mendalam Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, yang memutuskan mengadopsi KHGT hasil Muktamar Turki 2016. Kalender ini dinilai sah secara syar‘i dan ilmiah.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Dr. Hamim Ilyas, M. Ag dalam sambutannya menyebut bahwa KHGT bukan hanya produk astronomi atau fikih, melainkan refleksi dari visi Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. “Kalender ini adalah langkah menuju kemaslahatan, kepastian, dan keteraturan ibadah umat Islam secara global,” ujarnya.
Keputusan ini berangkat dari paradigma keagamaan Muhammadiyah yang berlandaskan pada masā’il khamsah—lima masalah pokok yang menjadi prinsip keislaman Muhammadiyah. Di antaranya adalah keyakinan bahwa Islam diturunkan sebagai petunjuk kehidupan yang membawa kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana tertuang dalam definisi Islam versi Muhammadiyah:
“Mā anzalallāh fī al-Qur’ān wa mā jā’at bihī al-sunnah al-shaḥīḥah min al-awāmir wa al-nawāhī wa al-irsyādāt liṣalāḥ al-‘ibād fī dunyāhum wa ukhrāhum.”
KHGT diyakini menjadi salah satu ikhtiar menghadirkan ḥayāh ṭayyibah—kehidupan yang baik—bagi umat, sebagaimana disebut dalam QS. An-Nahl: 97. Kehidupan baik tersebut, menurut para mufasir seperti Ibn ‘Abbās dan Ali bin Abi Ṭalib, ditandai oleh rezeki halal, kepuasan hati (qanā‘ah), dan kebahagiaan sejati.
Dalam kerangka inilah KHGT menjadi simbol dari rahmat Islam yang inklusif. QS. Al-Anbiyā’: 107 menegaskan bahwa risalah Nabi Muhammad adalah rahmatan lil-‘ālamīn—rahmat bagi seluruh alam. Dalam tafsir Al-Māwardī, rahmat adalah “anugerah yang diberikan kepada yang membutuhkan”, bukan semata aturan tanpa pertimbangan maslahat.
Melalui KHGT, Muhammadiyah ingin menghadirkan sistem penanggalan hijriah yang tidak hanya presisi secara astronomis, tetapi juga memberi dampak praktis bagi umat. Kalender ini menyediakan kepastian waktu untuk ibadah seperti puasa, haji, dan zakat, serta membantu integrasi sosial-ekonomi umat Islam dalam skala global.
KHGT juga merupakan bagian dari jalan syariah yang disebut dalam QS. Al-Jāthiyah: 18, yaitu “syarī‘at min al-amr”—jalan lurus dari urusan Tuhan. Jalan ini terdiri dari Al-Kitab, Al-Hikmah, Kenabian, rezeki yang baik, dan keutamaan, yang semuanya diwariskan kepada umat Nabi Muhammad sebagai fondasi kehidupan yang membawa rahmat.
Dengan peluncuran KHGT ini, Muhammadiyah mengambil posisi strategis sebagai pelopor integrasi kalender Islam global. Ini bukan sekadar pembaruan teknis, tetapi pernyataan sikap bahwa Islam adalah agama yang berpihak pada kemaslahatan umat, rasionalitas ilmiah, dan ketepatan dalam pengelolaan waktu.
“Semoga kalender ini menjadi alat pemersatu, bukan pemecah. Menjadi panduan dalam menyatukan umat Islam melintasi batas negara, mazhab, dan kebiasaan lokal,” kata Dr. Hamim Ilyas menutup sambutannya.
Peluncuran KHGT disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Turki dan dunia Islam lainnya, yang melihat inisiatif ini sebagai bentuk nyata dari semangat kolektif untuk menyatukan umat dalam satu waktu dan tujuan. Sebuah langkah kecil, tapi penting, menuju persatuan kalender dan umat.