Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Dorong Revitalisasi TPA dan Madin sebagai Benteng Anak dari Pengaruh Negatif Gawai

TABLIGH.ID, BUCU –  Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendorong penguatan kembali peran masjid melalui pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Madrasah Diniyah (Madin) di seluruh Indonesia sebagai benteng pertahanan generasi muda dari pengaruh negatif gawai. Hal ini disampaikan oleh Dr. Waluyo, Lc., M.A., Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dalam agenda Rihlah dakwah PRM Bucu serta Sosialisasi ketentuan dan Konsolidasi dakwah kemasjidan menuju masjid one stop solution di Madrasah Diniyah Muhammadiyah Bucu, Selasa (8/7).

Dalam sambutannya, Dr. Waluyo menyoroti bahaya penggunaan gawai (HP) yang tanpa pengawasan dapat merusak akhlak dan masa depan anak-anak. “HP bisa menjadi sarana yang merusak jika tidak ada benteng perlindungan yang kokoh. Maka bagaimana kita bisa menyelamatkan generasi muda dari kerusakan ini?” ujarnya.

Sebagai bentuk solusi, PP Muhammadiyah bersama Majelis Tabligh dan Lembaga Pengembangan Madin dan TPA berkomitmen untuk menghidupkan kembali lembaga-lembaga pendidikan diniyah sebagai bagian integral dari fungsi masjid.

“Jangan hanya menyalahkan anak-anak karena kenakalannya, lalu memojokkan mereka tanpa solusi. Masjid harus menjadi pusat pembinaan melalui TPA, Madin, atau program serupa,” tegasnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa tidak semua orang tua atau anak memiliki semangat untuk terlibat dalam pendidikan diniyah. Banyak anak sudah kelelahan karena aktivitas di sekolah formal, seperti SD Islam Terpadu (SDIT), dan para pengasuh pun terbatas jumlah dan kemampuannya. Maka dari itu, Muhammadiyah tengah merancang skema pembiayaan yang sistematis dan profesional.

Melalui forum workshop yang akan  berlangsung, Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan mencoba merumuskan konsep filantropi berbasis masjid. Salah satu gagasannya adalah membentuk kantor layanan Lazismu di setiap masjid Muhammadiyah. Dana yang terkumpul akan dikelola dalam sistem nasional terpusat, kemudian dikembalikan sebesar 80% ke masjid asal untuk program lokal dan 20% dialokasikan bagi kesejahteraan para pelayan dakwah seperti pengasuh TPA dan Madin.

“Kita ingin sistem ini mendukung guru-guru TPA dan Madin agar bisa digaji secara layak, menyesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing,” kata Dr. Waluyo.

Ia juga menyoroti tantangan di tingkat cabang dan ranting Muhammadiyah. Banyak PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah) masih minim dukungan sumber daya manusia maupun dana. “Ada PRM yang hanya memiliki lima pengurus, bahkan tinggal empat karena satu wafat. Kalau tidak ada yang bisa menggaji guru, program akan mati dengan sendirinya,” ungkapnya.

Karena itu, menurutnya, kesejahteraan para pengelola masjid dan tenaga pengajar pendidikan diniyah menjadi fokus awal yang mendesak. “Kebutuhan dasar para ibu guru, seperti sabun, minyak, bedak, itu riil. Maka pengelolaan dana harus profesional,” tambahnya.

Kunjungan ke PRM Bucu, lanjut Dr. Waluyo, merupakan bagian dari upaya belajar dan menyusun model sistem pembinaan yang bisa direplikasi ke PRM lain se-Indonesia. Ia berharap semangat PRM Bucu yang dinilai luar biasa bisa menginspirasi PRM lain untuk mengembangkan madrasah dan memperkuat fungsi masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan.

“Muhammadiyah akan lebih kuat jika ranting-rantingnya juga kuat. PWM Jawa Timur punya potensi besar, tinggal bagaimana kita tata dan turunkan sistem ini ke daerah-daerah,” pungkasnya.

Di akhir sambutan, ia menyampaikan terima kasih kepada PRM Bucu atas sambutan hangat dan semangat kolaboratif dalam agenda ini. “Mudah-mudahan Allah SWT membalas seluruh ikhtiar dan silaturahmi ini dengan kebaikan dan keberkahan. Semoga program kesejahteraan pengelola masjid dan madrasah segera berjalan,” tutupnya.

Kegiatan Rihlah dakwah Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga menjadi ajang  konsolidasi dan sosialisasi  ketentuan masjid dan madrasah diniyyah ini  juga turut hadir Ustadz Achmad Supriyadi selaku Bendahara Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Arief Bara Al Huda selaku Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, dan Dr. M. Muttaqin, S.Sy., M.H. yang menjabat sebagai Ketua PRM Bucu. Selain itu, turut hadir pula Ketua Majelis Tabligh PCM Kembang dan Ketua Majelis Tarjih PDM Jepara.

Related posts

Majelis Tabligh Matangkan Persiapan Rakernas II: Lahirkan Empat Gerakan Strategis Dakwah Muhammadiyah

Penguatan Peran Keluarga, Bangun Generasi Berkarakter Islami

Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Jadi Mitra Strategis Praktikum Profesi Mahasiswa Ilmu Hadis UAD