web stats
Home » Pentingnya Memahami Empat Bulan Haram dan Usia Pematangan dalam Kajian

Pentingnya Memahami Empat Bulan Haram dan Usia Pematangan dalam Kajian

by Redaksi
0 comment

TABLIGH.ID, PURWOREJO – Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) kembali menggelar kajian bulanan pada Jumat, 12 September 2025. Dalam forum itu, Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., menyoroti makna empat bulan haram dalam kalender hijriah serta kaitannya dengan kedewasaan spiritual umat Islam. Menurutnya, penghayatan atas dimensi waktu menjadi kunci menjaga kualitas keimanan.

Dalam penjelasannya, Arif Rifan mengingatkan bahwa satu tahun hijriah terdiri dari dua belas bulan, dengan empat di antaranya berstatus bulan haram: Zulqa‘dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. “Empat bulan haram ini adalah momentum latihan berhenti dari maksiat. Setiap amal saleh dilipatgandakan pahalanya, tapi pelanggaran juga dilipatgandakan dosanya,” ujarnya di hadapan peserta kajian.

Selain empat bulan haram, ia juga menegaskan posisi Ramadan sebagai bulan istimewa kelima. Bila Ramadan menekankan pencarian pahala, maka empat bulan haram menekankan pengendalian diri. “Keduanya saling melengkapi, membentuk siklus latihan ruhani sepanjang tahun,” tambahnya.

Mengaitkan tema waktu dengan sirah Nabi, Arif Rifan menekankan urgensi memahami perjalanan hidup Rasulullah sebagai teladan. Menurutnya, Muhammadiyah yang secara nama mengikat diri pada Nabi Muhammad SAW, semestinya lebih serius mendalami sirah. “Apakah sirah sudah dipahami secara masif dan mendalam? Kita pengikut Muhammad, maka kita yang paling berhak menggali keteladanan itu,” katanya.

Kajian kemudian beralih pada pembahasan usia kematangan manusia. Mengutip Surah Al-Mu’min ayat 67 dan Al-Ahqaf ayat 15, ia menegaskan bahwa usia empat puluh tahun menjadi terminal pertama dalam kehidupan. “Imam Al-Qurtubi dan ulama lain menafsirkan ayat ini sebagai tanda kedewasaan spiritual. Para nabi pun diutus di usia ini,” jelasnya.

Arif Rifan mengutip pandangan Imam Asy-Syaukani bahwa usia empat puluh menandai fase kemantapan akal dan tanggung jawab moral. Ia juga menyinggung pandangan Prof. Zaghlul Raghib Muhammad An-Najjar, pakar kemukjizatan Al-Qur’an dari Mesir, yang mengaitkan ayat tersebut dengan fase kesehatan manusia. “Usia empat puluh itu terminal pertama. Setelahnya, kita memasuki fase refleksi dan persiapan menuju akhir,” ungkapnya.

Di akhir kajian, ia menyampaikan kisah sahabat Utsman bin Affan yang dikenal dengan sifat malunya hingga Rasulullah SAW pun menaruh hormat padanya. Melalui kisah itu, ia menekankan pentingnya akhlak sebagai cermin kedewasaan iman. “Waktu, usia, dan akhlak harus dijaga. Itulah kualitas yang akan menentukan kita sebagai umat pengikut Nabi Muhammad,” tutupnya.

You may also like

Leave a Comment

MAJELIS TABLIGH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

MAJELIS TABLIGH OFFICIALS

Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

@2024 – Designed and Developed by Asykuri ibn Chamim

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00