Revitalisasi Masjid Jadi Salahsatu Fokus Rakernas II Majelis Tabligh Muhammadiyah di Batu

TABLIGH.ID, YOGYAKARTA, 14 Oktober 2025 — Menjelang pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang akan digelar pada 24–26 Oktober mendatang di Batu, Malang, isu revitalisasi masjid menjadi salah satu bahasan strategis yang dipersiapkan secara serius. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., menegaskan bahwa masjid dalam pandangan Muhammadiyah bukan sekadar tempat ibadah ritual, melainkan pusat peradaban Islam yang mencerahkan dan berkemajuan.

“Masjid harus menjadi pusat dakwah, pendidikan, pemberdayaan, sekaligus tempat membangun solidaritas sosial umat. Dalam Muhammadiyah, masjid adalah episentrum peradaban Islam berkemajuan,” ujar KH. Fathurrahman saat ditemui di Yogyakarta. Menurutnya, semangat Rakernas kali ini diarahkan untuk memperkuat fungsi masjid sebagai rumah dakwah yang hidup, dinamis, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat modern.

Revitalisasi masjid, lanjutnya, mencakup perbaikan tata kelola yang berbasis profesionalisme dan transparansi, pengembangan program kemasjidan yang inovatif, serta manajemen keuangan berbasis filantropi Islam. Ia juga menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia takmir dan pengelola masjid agar terintegrasi dengan Korps Muballigh Muhammadiyah, sehingga fungsi dakwah dan kaderisasi dapat berjalan beriringan. “Masjid-masjid Muhammadiyah yang ideal adalah masjid yang aktif, transparan, memanfaatkan teknologi digital, dan menjadi tempat tumbuhnya kader-kader dakwah berkelanjutan,” tuturnya.

Selain itu, Majelis Tabligh juga mendorong agar pengelolaan masjid melibatkan generasi muda, majelis, serta lembaga otonom Muhammadiyah lainnya. Masjid, kata KH. Fathurrahman, tidak boleh menjadi tempat yang eksklusif atau hanya diurus oleh kalangan tertentu. “Masjid harus menjadi ruang kolaboratif lintas generasi dan lintas majelis. Dari sinilah kaderisasi dakwah akan menemukan ekosistemnya,” ujarnya menegaskan.

Dalam beberapa kesempatan, KH. Fathurrahman juga menekankan bahwa revitalisasi masjid merupakan bagian integral dari dakwah Islam Berkemajuan yang menjadi misi utama Muhammadiyah. “Risalah Islam Berkemajuan pada hakikatnya adalah Islam itu sendiri. Syirik adalah kemunduran, tauhid adalah kemajuan. Jahil adalah kemunduran, ilmu adalah kemajuan,” ucapnya.

Rakernas II Majelis Tabligh kali ini diharapkan dapat melahirkan strategi konkret untuk memperkuat posisi masjid sebagai pusat ibadah dan peradaban umat. Program-program yang akan dibahas antara lain pengembangan sistem informasi kemasjidan (SITAMA), peningkatan kapasitas pengelola masjid, serta pengintegrasian gerakan dakwah berbasis komunitas. Dalam konteks sosial yang lebih luas, masjid juga diharapkan berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat—masjid tanggap bencana, masjid ramah lingkungan dan difabel, serta masjid peduli kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.

KH. Fathurrahman menyadari bahwa tantangan besar dalam gerakan kemasjidan Muhammadiyah adalah kesenjangan data dan variasi kapasitas pengelolaan di berbagai daerah. Namun, ia optimistis Rakernas di Batu nanti akan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dan sistem pembinaan. “Fungsi tabligh yang tersistem dan terstruktur, jika dijalankan dengan kebersamaan umat di akar rumput, akan menghidupkan kembali semangat dakwah yang mencerahkan,” katanya

Dengan mengusung tema besar “Revitalisasi Masjid sebagai Pusat Peradaban dan Dakwah Berkemajuan”, Rakernas II diharapkan tidak hanya menghasilkan rumusan program kerja, tetapi juga menjadi ruang konsolidasi gagasan dan gerakan. Melalui masjid, Muhammadiyah ingin meneguhkan kembali peran strategisnya dalam membangun masyarakat beriman, berilmu, dan berkeadaban.

Related posts

Manaqib Kesederhanaan dan Kewara’an Buya A.R. Sutan Mansur

Majelis Tabligh Matangkan Persiapan Rakernas II: Lahirkan Empat Gerakan Strategis Dakwah Muhammadiyah

Tafsir Tarbawi Surah Az-Zukhruf Ayat 12–14: Menemukan Tauhid dalam Perjalanan dan Teknologi