MAKASSAR – Dakwah Islam perlu didorong dengan pendekatan budaya (kultural) agar dapat menyentuh seluruh dimensi kehidupan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Damami Zain, M.Ag., Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2022, dalam Sekolah Tabligh yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan (Sulsel) Zona 3, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Dalam pemaparannya yang bertajuk “Penguatan Dakwah Kultural”, Dr. Damami menjelaskan bahwa hakikat dakwah kultural adalah proses purifikasi (pemurnian) sekaligus dinamisasi (pembaruan) dalam kerangka rekayasa sosial yang berbasis wahyu.
“Dakwah kultural merupakan upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi manusia sebagai makhluk budaya, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ujarnya.
Konsep ini, menurutnya, telah resmi diadopsi oleh Muhammadiyah melalui Sidang Tanwir di Denpasar (2002) dan Makassar (2003). Muhammadiyah sendiri sejak awal dipahami sebagai gerakan kultural.
Dr. Damami memaparkan bahwa hubungan antara agama dan budaya bagaikan pertemuan dua saudara yang lama hilang. “Budaya bukanlah saingan atau musuh. Sikap yang baik akan melahirkan persaudaraan yang baik pula,” tegasnya.
Dakwah kultural, lanjutnya, memiliki medan yang luas, mulai dari lokalitas etnis, nasional, hingga global. Metodenya pun beragam, mulai dari apresiasi seni profetik, pemanfaatan multimedia dan revolusi digital, termasuk menghadapi fenomena Kecerdasan Buatan (AI), hingga melalui Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) untuk mewujudkan Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah.
Di akhir paparannya, Dr. Damami menekankan bahwa tantangan masa depan akan semakin kompleks. Karena itu, energi inti Islam—seperti hidayah, nilai, simbol, dan peradaban—harus menjadi fondasi dalam merespons segala perubahan budaya yang berkelanjutan.
Kegiatan Sekolah Tabligh yang diikuti lebih dari 145 peserta via zoom ini diharapkan dapat memperkuat para dai dan kader Muhammadiyah dalam menyebarkan pesan Islam dengan cara yang relevan, elegan, dan menyentuh hati masyarakat di tengah arus globalisasi.
